Sudah Bayar Rp 50.000 Tapi Tak Juga Direkrut, Ratusan Pencari Kerja Geruduk LKKM
Mereka kesal karena merasa ditipu oleh yayasan penyalur tenaga kerja tersebut.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Ratusan pencari kerja menggeruduk Kantor Lembaga Keluarga Kecil Mandiri (LKKM) Sejahtera di Jalan Raya Kartini, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Kamis (18/2/2016) siang.
Mereka kesal karena merasa ditipu oleh yayasan penyalur tenaga kerja tersebut.
Agung (19) salah seorang pencari kerja menuturkan, baru menyadari ditipu saat pekerjaan yang dijanjikan oleh yayasan penyalur tenaga kerja itu tak pernah terlaksana.
Bahkan mereka terkejut, begitu mengetahui yayasan tersebut tidak pernah menjalin kerjasama dengan perusahaan yang dijanjikan.
"Yayasan menjanjikan bakal memperkerjakan kami di perusahaan yang ada di Kawasan Industri MM 2100, Kabupaten Bekasi. Kita sudah cek ke perusahaannya, rupanya mereka berbohong, yayasan tidak jalin kerjasama dengan perusahaan," ujar Agung pada Kamis (18/2).
Agung menyatakan, telah mendaftar di yayasan tersebut sejak 10 Februari 2016 lalu.
Bahkan warga Kranji, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi telah membayar biaya administrasi sebesar Rp 50.000 dan ikut tes fisik.
Dia mengetahui adanya lowongan pekerjaan ini dari jejaring sosial Facebook.
Awalnya dia mencari pekerjaan ke perusahaan-perusahaan yang ada di Bekasi, namun tak pernah berhasil. Suatu ketika dia mendapat informasi lowongan pekerjaan saat dia membaca Facebook.
"Mencari pekerjaan susah sekali, pas saya lagi main Facebook nggak sengaja melihat tawaran pekerjaan. Lalu saya melamar ke sini," kata Agung.
Sepekan setelah mendaftar, kata dia, dirinya diminta untuk mengikuti beberapa tes sebagai persyaratan. Misalnya, tes berlari keliling lapangan sepak bola di Jalan Juanda, Bekasi Timur sebanyak lima kali.
"Sudah ikut tes dan bayar biaya administrasi, sampai sekarang belum dapat pekerjaan juga," jelas Agung.
Nurhadi (18) calon pekerja lainnya menambahkan, segala rangkaian tes yang digelar yayasan tersebut cuma aka-akalan saja. Agar calon pencari kerja bisa yakin terhadap aksinya.
"Kita sudah cek ke sana, kagetnya bukan main. Capek-capek ikut tes dan bayar biaya administrasi rupanya nggak jalin kerjasama," kata Nurhadi.
Nurhadi berharap, agar pihak kepolisian yang mengetahui hal ini bisa mengusut tuntas kasus tersebut. Dia juga meminta, agar yayasan mau mengembalikan uang yang selama ini sudah dikeluarkan.
"Pokoknya kami mau kasus ini diselesaikan secara hukum," kata Nurhadi. (Fitriandi Al Fajri)