Planetarium Jakarta Siapkan Tiga Layanan bagi Masyarakat
Pusat Observatorium dan Planetarium Jakarta di Taman Ismail Marzuki, Cikini, mulai bersiap.
Penulis: Valdy Arief
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang fenomena gerhana matahari total besok, Rabu (9/3/2016), Pusat Observatorium dan Planetarium Jakarta di Taman Ismail Marzuki, Cikini, mulai bersiap.
Kepala Bagian Pusat Observatorium dan Planetarium Jakarta, Eko Wahyu Wibowo menyebutkan pihaknya telah siap melayani masyarakat yang ingin melihat fenomena alam tersebut.
"Pada besok pagi kami akan siap tiga jenis layanan untuk masyarakat yang ingin melihat gerhana matahari," kata Eko Wahyu di kantornya, Cikini, Jakarta, Selasa (8/3/2016).
Layanan yang diberikan pada masyarakat, sebut Eko adalah pembagian kaca mata khusus untuk melihat gerhana, teleskop untuk mengamati proses gerhana, dan video live streaming dari daerah yang terdampak matahari total.
"Untuk kacamata baru kami bagikan pada 05.00 WIB secara gratis kepada masyarakat yang datang ke sini. Kami siapkan 4.700 kacamata," kata Eko.
Selain kacamata khusus, disediakan pula delapan teleskop khusus hasil kerja sama Pusat Observatorium dan Planetarium Jakarta dengan Asosiasi Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (AHAAJ).
Melalui sejumlah teleskop khusus yang diletakkan di lapangan parkir Planetarium, warga yang datang dapat melihat detik demi detik bulan menutupi matahari secara lebih jelas.
Sebuah layar yang memantulkan hasil pantauan dari teleskop akan disiapkan oleh pihak Planetarium.
Sedangkan, kondisi di beberapa daerah yang mengalami gerhana secara total, seperti Palu dan Belitung, turut pula disiarkan secara live streaming di planetarium.
"Besok ada tiga layar yang siarkan live streaming di Planetarium," katanya.
Eko menyebutkan siaran live streaming tersebut juga dapat ditonton pada situs BMKG, Pusat Observatorium Boscha, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Gerhana matahari di Jakarta akan berlangsung mulai 6.10 WIB hingga 8.30 WIB.
"Puncak gerhana di Jakarta pada 7.16 WIB," ucap Eko.
Namun, karena tidak termasuk wilayah yang terdampak gerhana secara total, kondisi sinar matahari hanya redup seperti saat mendung.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.