Metromini Mogok, Calon Penumpang di Terminal Blok M Terlantar
calon penumpang di Terminal Blok M, Jakarta pada hari ini, Senin (14/3/2016) menjadi terlantar.
Penulis: Valdy Arief
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akibat sejumlah sopir dan kondektur metromini melakukan aksi mogok, calon penumpang di Terminal Blok M, Jakarta pada hari ini, Senin (14/3/2016) menjadi terlantar.
Beberapa calon penumpang di Terminal Blok M mengaku sudah menunggu lebih dari satu jam bus menuju tempat tujuan.
Salah satunya Fauziah Ibrahim (47). Dia akhirnya beralih menggunakan taksi setelah tidak tahan lagi menunggu metromini tujuan Tanah Abang.
"Sebelumnya saya menunggu di (Jalan) Fatmawati, tidak ada bus ke Tanah Abang. Saya ke sini juga tidak ada," katanya di Terminal Blok M, Jakarta, Senin (14/3/2016).
Fauziah yang hendak ke Tanah Abang untuk berbelanja, mengaku tidak tahu akan ada mogok pada hari ini. "Kalau tahu, saya di rumah saja," kata Fauziah.
Tidak berbeda dengan Fauziah, Ardi yang hendak berangkat kerja ke kantornya di bilangan Senayan, akhirnya menggunakan jasa ojek.
Ardi menuturkan telah menunggu sekitar 45 menit untuk metromini nomor 66 yang biasa dia tumpangi.
"Biasa paling lama 20 menit sudah ada yang lewat," kata Ardi.
Meski Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah menyediakan enam unit bus sekolah untuk menanggulangi aksi mogok, baik Fauziah dan Ardi lebih memilih moda transportasi lain.
Menurut mereka, terlalu lama jika harus menunggu angkutan gratis selama metromini melakukan aksi mogok.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 2.000 orang dari Persatuan Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) menjadwalkan aksi unjuk rasa pada Senin (14/3/2016). Aksi unras akan digelar di Balai Kota DKI Jakarta, Istana Negara, dan kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika.
“Perwakilan akan menyampaikan aspirasi terkait Revisi Perda Nomor 5 Tahun 2014 tentang usia kendaraan (peremajaan,-red)” kata Kasubdit Bin Gakum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Budiyanto saat dihubungi Senin (14/3/2016).
Dari Balai Kota, massa akan bergerak ke Istana melalui dalam Monas masuk lewat pintu monas barat daya/ patung kuda. Aspirasi yang akan disampaikan tentang keberadaan angkutan Ilegal menggunakan plat hitam yang di fasilitasi oleh perusahaan jasa aplikasi.
Selain itu, massa mendesak pemerintah untuk mengeluarkan segera Perpres atau Inpres yang mengatur persoalan transportasi yang sebelumnya diatur oleh UU No. 2 Tahun 2009 tentang lalu lintas.
Aksi juga dilakukan serempak di wilayah Jabodetabek dalam bentuk pemasangan kain hitam di lengan kiri yang menandakan matinya transportasi di Indonesia.