Ketua Komunitas Alumni Trisakti 81: Saya Yakin Adhyaksa akan Mendengarkan Suara Warga DKI
Komunitas Alumni Universitas Trisakti 81 juga memiliki pandangan bagus terhadap mantan Ketum KNPI, Adhyaksa Dault.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komunitas Alumni Universitas Trisakti 81 juga memiliki pandangan bagus terhadap mantan Ketum KNPI, Adhyaksa Dault.
Dengan demikian, penilaian positif terhadap Adhyaksa Dault tak hanya diberikan kalangan politikus atau rakyat kecil di Jakarta.
"Di zaman kuliah dulu saya sering berbeda pendapat dengan Adhyaksa, namun saya juga mengakui banyak belajar toleransi dari sosok Adhyaksa," ungkap Ketua Komunitas Alumni Trisakti 81 M Akbar, Selasa (29/3).
Akbar punya contoh sederhana tentang toleransi Adhyaksa saat masih di kampus. Saat itu, ada senior yang ingin membuat dan memutar film bertajuk Kasmaran di kampus. Senior itu lalu mendatangi Adhyaksa yang kala itu menjabat sebagai ketua senat.
"Meskipun kami sering berbeda pendapat, namun ketika mau melakukan pemutaran film Kasmaran di kampus, Adhyaksa sangat mendukung itu dan mengatakan panitia membutuhkan apa saja untuk dibantu," ucap Akbar.
Tidak hanya itu, Akbar juga menganggap Adhyaksa sosok yang mau belajar dan banyak ingin tahu. Bahkan, Adhyaksa juga sosok yang mau mendengarkan pendapat orang lain dan tidak pernah lupa dengan janji yang diucapkan.
"Saya yakin Adhyaksa akan mendengarkan suara warga DKI," ujar Akbar.
Akbar menambahkan, Adhyaksa juga sangat menghormati senior-seniornya. Misalnya sewaktu acara Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Bandung, Adhyaksa langsung memperkenalkan senior-seniornya pada para undangan di acara tersebut.
"Dia (Adhyaksa) sangat menghormati senior-seniornya, mari kita doakan bersama dan kita dukung menjadi DKI 1," tutur Akbar.
Terakhir, Akbar berharap jika Adhyaksa terpilih menjadi gubernur, potensi pariwisata di Jakarta harus dikembangkan. Sebab, parwisata di DKI tidak elok karena minimnya perhatian dan pelestarian.
"Semoga Adhyaksa bisa menjalankan amanah warga DKI dan paling tidak sopan santun atau etika masyarakat bisa diubah melalui pendekatan agama," tutup Akbar.