Disebut-sebut Calon Gubernur DKI, Ini Tanggapan Ustaz Yusuf Mansur
Sepekan terakhir nama Ustaz Yusuf Mansur disebut-sebut kandidat calon gubernur DKI Jakarta.
Penulis: Hasanudin Aco
Urusan membangun dan menjaga harmonisasi antarummat beragama, pun termasuk bidang yang diseriusin. Tanpa perlu masuk dan jadi anggota organisasi kerukunan ummat beragama. Masuk lebih bebas dengan cara-cara yang kreatif.
Madrasah dan pesantren, jangan ditanya. Emang hidupnya di sini. Nanganin haji dan umrah, ya ikut dilakukan juga. Lagi-lagi, tanpa perlu jadi Menteri Agama, hahaha. Sebab buka travel, hehehe.
Indonesia butuh semakin banyak orang-orang yang positif, dan terus bergerak. Tanpa perlu menunggu jadi apa. Sebab ia sudah menjadi orang Indonesia. Terlebih lagi jika ia muslim muslimah. Allah menyuruhnya untuk membawa dan memberi manfaat. Kepada semesta.
Jadi tentang Pilkada Jakarta, saya bukan nyalonin. Saya pun ga berani mengatakan bahwa saya dicalonin. Itu semua ada konsekuensinya. Saya hanya mengatakan bahwa saya didatangin oleh kawan-kawan berbagai elemen. Itu saja.
Itu pun, saya sudah katakan, bahwa prosesnya harus dipanjangin. Ga bisa begitu saja gampang saya iyakan.
Masyarakat Jakarta dan Indonesia harus ikut istikhoroh dan berdoa. Tanyalah dulu Allah. Apa saya pantes? Apa bener? Apa ga ngerepotin perjuangan?
Apalagi saya sadar. Banyak kesalahan. Banyak dosa. Banyak kekurangan. Termasuk masih begitu banyak pekerjaan-pekerjaan rumah. Seperti bangun sekolah-sekolah gratis dan yang bersubsidi, sampe sekolah yang mensubsidi. Berbagai tipe. Di 100 kota. Bangun rumah sakit dan klinik-klinik sehat di 100 kota. Membangun 100 apartemen untuj pekerja-pekerja bawah. Termasuk impian saya, membangun apartemen di Jakarta untuk kawan-kawan media. Dengan angsuran super murah, super panjang. Biar kawan-kawan media bisa punya rumah. Dan seabrek pekerjaan-pekerjaan lain.
Secara kebebasan, orang bilang, kalo udah jadi gubernur, atau apalagi yang lebih tinggi dari itu, pasti lebih luas lagi.
Saya sepakat dan ga sepakat. Buktinya kami bisa bangun dan buka rumah tahfizh di 5 benua. Bergerak dari kampus ke kampus dan komunitas-komunitas Indonesia di 5 benua.
Saat ini, rumah tahfizh ada sekitar 6 ribuan rumah tahfizh di seluruh Indonesia. Dengan sekitar 600 ribuan anak-anak Indonesia yang lagi ngafal Qur’an sambil sekolah dan mengembangkan dirinya. Free semua.
Saya berpesan kepada diri saya dan semua kawan, agar ga maen-maen dengan audit Allah. Audit manusia bisa dimanipulasi. Tapi audit Allah? Karena itu, kami belajar untuk tidak mengeksploitasi ekonomi di pergerakan apapun. Walaupun harusnya kami bisa dan wajar.
Contoh… 6 ribuan rumah tahfizh ini, setahun? Untuk makan dengan anggaran 5000 perak sekali makan. 3x sehari. 600 ribu anak. Setahun udah 3,2 trilyun. Ga tuh. Kami ga ada proyek apa-apa. Bahkan tidak juga masukin proyek beras walo hanya 1 beras.
Kami bangun jembatan demi jembatan. Haram kami masukin semen, batu bata, baja…
Biarlah. Biar kami ga ikut campur soal itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.