Ratna Sarumpaet: Saya Jadi Tahanan Mobil
Tidak jauh dari lokasi penggusuran, Ratna sambil duduk bersimpuh tampak sedang menghubungi seseorang dengan nada emosi.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
Ratna yang mengenakan kebaya ungu dan cokelat dicengkram kuat oleh para Polwan saat menggiringnya. Bahkan ia sempat akan digendong petugas.
"Mungkin takut saya kabur," katanya.
Selain itu menururtnya, ia sempat akan dimasukkan ke dalam mobil tahanan milik Kepolisian yang berada di lokasi penggusuran.
Hanya saja saat akan dimasukkan ke dalam mobil, dia langsung mengultimatum petugas. Menurutnya aparat kepolisian tidak memiliki dasar memasukkannya ke dalam mobil tahanan.
Setelah diultimatum, petugas tidak jadi menahannya. Ia dibawa ke mobilnya yang terparkir di depan Cafe. Hanya saja mobil tersebut tidak dapat keluar.
"Saya mau dimasukin ke mobil tahanan yang ada jerujinya yang besar. Lalu saya bilang 'hey stop dulu berhenti dulu kau'. Saya dosa apa, kejahatan apa yang saya lakukan?" tanyanya kepada petugas.
Menginap di Pasar Ikan
Perempuan yang terkenal dengan Monolog Marsinah di Zaman orde Baru tersebut mengaku bingung dengan perlakuan polisi yang "menahannya".
Menurut Ratna, ia tidak melakukan provokasi kepada warga untuk melawan.
"Apa yang aku prvolokasi? Melawan? Engga harus diprovokasi mereka (warga Pasar Ikan) udah melawan, orang Tanjung Priok tuh pelawan, petarung. Jadi salah apabila saya dikatakan memprovokasi. Dianggap provokator itu salah alamat," paparnya.
Ratna mengatakan ia hanya melakukan pendampingan kepada warga. Beberapa hari terakhir ia concern mendampingi warga Pasar Ikan agar diberi keadilan. Bahkan ia mengaku malam sebelum penggusuran ia menginap di Pasar Ikan.
"Saya dari semalem sudah ke sini, menemani mereka salat isthigozah, berdialog," katanya.
Menurut Ratna warga Pasar Ikan dan Kampung Aquarium meminta penangguhan penggusuran. Permintaan tersebut lantaran belum adanya kejelasan menegai relokasi, dan lainnya.
Sebagai tindak lanjut dari permintaan warga tersebut, ia mengirimkan surat kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Dalam surat itu saya kasih beberapa alasan bahwa (penggusuran) masih ada yang simpang siur. Namun surat itu tidak ditanggapi," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.