Minggu Lalu Nenek Rana 'Bos' Kontrakan, Sekarang Ia Harus Mengontrak
Tangan renta Rana (60) begitu sibuk merapikan pakaian yang berantakan di dekat unit yang ditempatinya di Rusun Rawa Bebek
Editor: Hendra Gunawan
![Minggu Lalu Nenek Rana 'Bos' Kontrakan, Sekarang Ia Harus Mengontrak](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ricuh-pembongkaran-pasar-ikan-luar-batang_20160411_175605.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tangan renta Rana (60) begitu sibuk merapikan pakaian yang berantakan di dekat unit yang ditempatinya di Rusun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur.
Pasalnya ibu dari tiga orang anak tersebut baru saja pindah pada Senin (11/4) malam usai rumahnya dibongkar oleh Pemprov DKI.
Bagi Rana, roda kehidupan sepertinya berputar begitu cepat. Ia yang sebelumnya mempunyai lima unit kontrakan, kini harus kehilangan salah satu sumber pendapatannya itu.
Bahkan ironisnya, Rana kini malah 'ngontrak' di Rusun Rawa Bebek yang jauh dari harapannya. Padahal minggu lalu ia masih menjadi 'bos' lima kontrakan di rumahnya yang ikut digusur.
Rana menceritakan dirinya mempunyai kontrakan yang dibangunnya sejak 10 tahun silam. Namun ia harus kehilangan semuanya hanya dalam sekejap.
"Dulu itu saya punya kontrakan lima pintu, adanya di lantai dua rumah. Sekarang itu semua udah enggak ada," kenangnya, Selasa (12/4/2016).
Wanita yang menempati Blok A119 itu menceritakan setiap unit kontrakan, dirinya memperoleh Rp 400 ribu setiap bulannya. Kini semua itu hancur dalam sekejap akibat program revitalisasi kawasan wisata bahari Sunda Kelapa.
"Sekarang malah ngontrak di sini, musti bayar Rp 300 ribu tiap bulan dan masih bingung bayarnya mau pakai apa," ucapnya.
Pasalnya Rana yang tinggal berempat bersama cucu dan cicitnya itu, belum lagi bekerja sejak pembongkaran.
Wanita yang dulunya tinggal di Pasar Ikan RT 11 RW 04, Penjaringan, Jakarta Utara itu masih bingung apakah melanjutkan usahanya berjualan pakaian bekas atau yang lainnya.
"Dulu saya jualan pakaian bekas, kalau sekarang mau jualan baju bekas juga bingung. Padahal waktu masih di sana, bisa dapat Rp 400 ribu per hari dari hasil jual pakaian bekas. Sekarang masih mikir usaha apa yang cocok di sini tapi maunya sih jualan baju bekas lagi," katanya.
Bagi Rana, tinggal di rusun tidaklah seindah yang dibayangkan sebagian orang.
Pasalnya ia harus memulai dari nol kehidupan yang djalaninya. Belum lagi dengan unit yang tidak sesuai harapan yang tidak memiliki kamar dan bahkan dapur untuk memasak.
"Bingung juga waktu pertama kali pindah ke sini tapi mau gimana lagi. Betah enggak betah tapi musti harus dijalani. Enggak dapur udah begitu jauh dari mana-mana," ucapnya.
Namun demikian, ia tidak mau larut dalam kesedihan dan terus menerus mengeluh.
Meski harus kembali memulai dari awal, ia mengaku tidak akan menyerah dengan keadaan dan akan terus berjuang demi memperoleh kehidupan yang lebih baik. (Junianto Hamonangan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.