Soal Pengunduran Diri, Wali Kota Jakarta Utara: Kasihan Pak Gubernur
Ia secara mendadak mengundurkan diri dari jabatan Wali Kota Jakarta Utara, Senin (25/4/2016), sore.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Pengunduran diri Wali Kota Jakarta Utara, Rustam Effendi, bikin kaget banyak kalangan.
Ia secara mendadak mengundurkan diri dari jabatan Wali Kota Jakarta Utara, Senin (25/4/2016), sore.
Alasan dirinya mengundurkan diri terkait pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menilai kinerjanya selama ini kurang baik.
Namun ia mewanti-wanti agar pemberitaan tak dipelintir dan bikin kegaduhan.
"Saya masih PNS. Soal ke depan saya ditempatkan di mana, biar nanti pihak BKD yang mengatur."
"Kan saya sudah berkali-kali menyampaikan bahwa saya PNS. Saya dilarang berpolitik. Apalagi dikaitkan sayanya dengan Pak Yusril (Calon Gubernur DKI Jakarta Periode 2017)," katanya.
Terkait curahan hatinya yang dituang di Facebook, diakui Rustam dirinya suka menulis.
"Sementara soal itu curhat-curhatan di Facebook itu, saya biasa menulis. Cuma hari ini agak jarang menulis. Berhubung kemarin ada curahan hati ya saya tulis," jelasnya.
Ia pun berharap, atas penjelasan alasan dirinya mengundurkan diri dari jabatannya, yakni Wali Kota Jakarta Utara, meminta awak media untuk tidak mempelintir berita.
"Jangan dipelintir yah. Saya ingin ini mengakhiri semua tidak dengan kekisruhan atau kebisingan lah."
"Sayang selama ini berkembang, kasihan Pak Gubernur bekerja banyak hal yang harus dikerjakan."
"Masa urusan Wali Kota saja pak Gubernur sampai pusing. Saya juga perlu kenyamanan. Tolong sampaikan omongan saya. Jangan dipelintir dan ditambah-tambah," paparnya.
Uang operasional Rp 50 Juta
Sementara itu terkait uang Rp 50 juta yang diberi Ahok untuk operasional kinerja, Rustam membenarkan adanya bantuan dana dari operasional Ahok sebanyak Rp 50 juta bantuan itu diberikan pula untuk seluruh wali kota di Jakarta.