Soal Pengunduran Diri, Wali Kota Jakarta Utara: Kasihan Pak Gubernur
Ia secara mendadak mengundurkan diri dari jabatan Wali Kota Jakarta Utara, Senin (25/4/2016), sore.
Editor: Robertus Rimawan
"Jadi Uang Rp 50 juta itu merupakan biaya operasional Pak Gubernur yang dibantu kepada seluruh wali kota. Satu bulan diberikan satu kali," kata Rustam, Selasa (26/4/2016).
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berikan kuliah umum kepada para pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Taruna Nusantara (Tarnus), Banyuredjo, Mertoyudan, Jawa Tengah di Balai Kota DKI Jakarta, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (5/4/2016).
Uang tersebut menurut Rustam diberikan Ahok agar wali kota dapat membeli karangan bunga atau mengikuti kondangan kerabatnya.
Rustam mengatakan menggunakan dana Rp 50 juta dan membagikannya kepada Wakil Wali Kota, Sekretaris Kota, dan para asisten.
"Saya bagikan ke bawahan saya, tapi tidak saya gunakan untuk main golf. Kalau main golf itu pakai duit saya pribadi," jelasnya.
Sebelumnya, Ahok mengaku rutin memberikan dana operasional kepada Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi untuk mendatangi resepsi pernikahan warga.
Namun, dia selalu berpesan agar Rustam tidak menyalahgunakan dana tersebut untuk bermain golf.
Sebab, menurut Ahok, Rustam merupakan salah satu pejabat DKI Jakarta yang hobi bermain golf.
"Kamu mau kawinan bagaimana? Kurang duit? Saya kasih Rp 50 juta sebulan, pakai uang operasional saya nih."
"Jangan buat main golf ya. Ini buat kawinan warga, nih," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (25/4/2016).
Berawal dari curhatan
Berita sebelumnya, demi meluruskan tudingan Ahok, Rustam menuliskan curhatannya di akun Facebook pribadinya.
Tulisan itu berjudul "Bekerja dengan hati, suatu ironi".
Saat dikonfirmasi, Rustam membenarkan bahwa itu memang tulisan yang diungkapkan dari hatinya, "Iya saya yang buat," ucap Rustam saat dihubungi Minggu (24/4/2016).
Tulisan itu berisikan, bahwa Rustam sama sekali tidak bersekongkol dengan Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra.