Margarito: Rakyat Mulai Tidak Suka Ahok, Elektabilitasnya Terus Turun
Margarito pun memuji rakyat Jakarta yang mulai cerdas dalam memilih pemimpin.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei tentang elektabilitas bakal calon gubernur DKI Jakarta memperlihatkan adanya persaingan yang ketat antara calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan Yusril Ihza Mahendra.
Berdasarkan survei yang dilaunching Lembaga Survei Politik Indonesia (LSPI) pada Jumat (3/6/2016) elektabilitas Ahok 23 persen, sedangkan Yusril Ihza di 19 persen. Sedangkan elektabilitas kandidat-kandidat lainnya masih tertinggal jauh. Itu artinya elektabilitas keduanya hanya terpaut 4 persen.
Pakar Hukum Tata Negara, Margarito Kamis menilai tipisnya selisih elektabilitas Ahok dengan Yusril menunjukkan publik Jakarta sudah makin banyak yang tidak mempercayai Ahok sebagai Gubernur yang masih memimpin.
"Sebaliknya, rakyat Jakarta sudah mulai berpaling ke Yusril. Yusril sudah mulai mendapat tempat di hati warga Jakarta," ujar Margarito kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (4/6/2016).
Margarito menambahkan, kalau rakyat Jakarta masih menyukai Ahok mestinya elektabilitas Ahok mencapai di atas 60 persen karena Ahok sebagai gubernur setiap hari muncul di televisi dan media lainnya. Faktanya elektabilitas Ahok hanya 23 persen.
"Akan tetapi karena rakyat mulai tidak suka maka elektabilitas Ahok makin merosot," ujar Margarito yang merupakan teman Yusril ini.
Margarito pun memuji rakyat Jakarta yang mulai cerdas dalam memilih pemimpin. Mereka mulai melihat kekurangan-kekurangan Ahok serta kesalahan-kesalahannya seperti dalam kasus RS Sumber Waras dan reklamasi pantai utara.
"Warga Jakarta tidak mau memilih gubernur yang banyak masalah dan banyak bohong. Mereka juga tak mau kalau gubernur yang mereka dukung kelak masuk penjara karena kasus hukum," katanya.