Warga Muara Angke Mengadu Kepada Ahok Mau Digusur Tapi Tidak Disediakan Rusun
Warga yang tinggal di Kampung Baru Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, melayangkan protes kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purna
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga yang tinggal di Kampung Baru Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, melayangkan protes kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Kamis (9/6/2016).
Di Balai Kota, Jakarta Pusat, mereka mengatakan rela kediamannya diratakan menjadi tanah oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Tetapi sebelum diratakan, mereka ingin disediakan rumah susun sebagai bentuk relokasi.
Eni Rochayati perwakilan warga, disebutnya berasal dari Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota, sempat berdebat dengan Ahok.
"Sekarang kita minta solusinya saja," kata Eni.
"Solusinya jelas," ucap Ahok.
kata-kata Ahok pun dipotong Eni.
"Rumah susun kita terima pak," timpal Eni.
Eni yang datang dengan sembilan warga lainnya mengadu ke Ahok karena tidak tersedia rumah susun untuk mereka.
Terutama di rumah susun Muara Baru.
Ahok menjelaskan, warga memang harus ditertibkan karena akan dibangun tanggul untuk mengatasi banjir rob.
"Kita mau lelang, ini tanggul mau dibangun. Juni mau kerja nih, kalau tidak, tidak selesai 6 bulan. Jadi harus dipindahkan," ucapnya kepada Eni.
Sebagai solusinya, Ahok meminta ajudannya untuk mencatat nama-nama warga yang ber-KTP DKI.
"Coba dicatat, terus dicariin rumah susun," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Diberitakan Harian Warta Kota, seorang juru bicara warga yang diketahui bernama Suwanda (35) mengaku Pemprov DKI Jakarta sudah melakukan penyampaian ke seluruh warga Kampung Baru Muara Angke, bahwa dua minggu sebelum Hari Raya Idul Fitri atau lebaran, pemukiman Kampung Baru akan ditertibkan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.