Hanura Prediksi Koalisi Kekeluargaan di Pilkada DKI Bakal Goyang
Dadang Rusdiana menilai koalisi kekeluargaan justru akan goyang. Apalagi terdapat kedekatan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ahok.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Hanura menganggap wajar koalisi kekeluargaan yang dibentuk tujuh partai penantang Ahok di Pilkada DKI Jakarta.
Hanura bersama NasDem dan Golkar merupakan barisan parpol pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Pilkada DKI Jakarta.
Sekretaris Fraksi Hanura Dadang Rusdiana menilai koalisi kekeluargaan justru akan goyang.
Apalagi terdapat kedekatan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ahok.
"Yang terjadi itu, yang goyang itu bukan yang tiga ini, tapi yang justru goyang adalah koalisi kekeluargaan. Ahok dengan keluarga PDIP sudah dekat. Jadi sebenarnya yang goyang itu sebelah sana," kata Dadang di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (9/8/2016).
Ia berharap goyangnya koalisi kekeluargaan dapat berdampak positif bagi pendukung Ahok.
Anggota Komisi X DPR itu juga melihat koalisi kekeluargaan yang berisi tujuh partai politik menyulitkan koordinasi.
"Semakin banyak partai semakin sulit terkendali. Semakin banyak kepentingan yang dibawa. Maka potensi goyang-goyang lebih besar koalsii kekeluargaan ketimbang kita " kata Dadang.
Menurut Dadang, situasi politik di Pilkada DKI sangat dinamis.
Ia ragu ketujuh partai politik tersebut terus bersatu mengusung pasangan yang sama. Apalagi, belum ada pasangan calon yang dimunculkan koalisi tersebut.
"Kalau misalnya mengusung Djarot -Sandiaga Uno, atau Risma-Sandiaga Uno, kan kita juga dalam politk ini kan tidak bisa dengan kepastian, bagaimana politik itu bisa bertahan atau tidak. Tapi yang jelas kalau koalisi kita Golkar-Hanura-NasDem, itu relatif solid. Tidak mngkin pecah lagi. Sudah fix untuk dukung Ahok," katanya.