Marbot Masjid Menyesal Tak Bisa Selamatkan Sang Ayah Dari Banjir Pondok Labu
Korban meninggal dunia yaitu Dursen (64), warga Jalan Melati II RT 09/02, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dalam peristiwa banjir akibat tanggul jebol di daerah Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (19/8) malam menyisakan duka.
Selain harta benda warga terendam banjir, ternyata terdapat satu orang korban meninggal dunia akibat terjebak di rumahnya.
Korban meninggal dunia yaitu Dursen (64), warga Jalan Melati II RT 09/02, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.
Pria paruh baya itu sekitar pukul 13.05 baru dievakuasi oleh jajaran Polsek Cilandak di reruntuhan barang-barang yang berada di dalam rumah. Di mana banjir yang terjadi semalam setinggi leher orang dewasa.
Rasa menyesal sangat terlihat dari anak korban, Taufik (40). Dia tidak bisa berkata-kata apapun saat melihat jenazah ayah kandungnya. Dalam satu rumah itu berisi empat orang.
Taufik yang keseharian bekerja sebagai marbot di Masjid Quba hanya bisa menyelamatkan istri dan dua anaknya. Karena rasa panik, dia sampai lupa membangunkan ayahandanya yang tertidur pulas di lantai dasar.
Kejadian ini sontak membuat satu keluarga itu menangis histeris. Sebelum peristiwa itu, Taufik hanya berkata kepada Lurah Pondok Labu, Siti Fauziah tidak bisa menyelamatkan Alquran yang berada di dalam Masjid.
"Semalam pak Taufik cerita ngga bisa selamatkan Alquran. Tapi saya bilang yang penting nyawa terlebih dahulu diselamatkan," kata Siti Fauziah di lokasi, Sabtu (20/8/2016).
Dalam peristiwa longsornya tanah dan tanggul jebol yang berakibat musibah banjir, pihak Kelurahan Pondok Labu sudah mengingatkan agar warga mengecek sanak keluarganya. Jangan sampai ada yang terjebak dalam musibah banjir.
Puluhan warga pun sempat dievakuasi menggunakan perahu milik BPBD DKI dan Kelurahan Pondok Labu. Belasan petugas gabungan dari Satpol PP, TNI dan Polri ikut membantu dalam proses evakuasi.
Namun, musibah tidak bisa dihindarkan. Segala upaya untuk menyelamatkan warga dari musibah banjir tidak bisa dielakan. "Korban biasa ikut bersih-bersih di masjid juga. Mungkin dia tertidur lelap. Sementara anaknya sudah panik dan lupa membangunkan," tuturnya.
Jenazah korban sendiri saat ini dibawa ke rumah warga yang ada di atas yang terhindar dari musibah banjir. Hingga saat ini lantunan doa masih dibacakan untuk mendoakan korban. (Bintang Pradewo)