Deisti Novanto: Masyarakat Harus Cegah Kekerasan pada Anak
Diesti Novanto mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam pencegahan segala bentuk kekerasan anak dan perempuan Indonesia.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembina Tim Reaksi Cepat Perlindungan Anak Indonesia (TRC-PAI), Deisti Novanto mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam pencegahan segala bentuk kekerasan anak dan perempuan Indonesia.
“Peran serta masyarakat dalam pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan di Indonesia sangat diperlukan, mari kita bersama untuk mewujudkan hal itu,” ungkap Deisti Novanto usai acara Training Of Trainer (TOT), Komunitas Gerakan Peduli Anak (Kugapai) di Kantor Kosgoro, kawasan Darmawangsa, Jakarta Selatan, Selasa (13/9/2016).
Menurut istri Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto ini, sudah saatnya masyarakat bahu membahu untuk mengangkat dan menciptakan rasa peduli terhadap anak dan perempuan Indonesia.
“Kita sudah tidak bisa lagi untuk berdiam diri melihat banyaknya kekerasan yang menimpa anak dan perempuan di sekitar kita,” ujarnya.
Diesti menambahkan, selain terjun langsung ke lapangan dan menyasar para korban kekerasan, cara lain yang cukup efektif adalah dengan menggelar sosialisasi-sosialisasi pencegahan.
“Seperti TOT yang hari ini diselenggarakan, dengan tema melindungi anak dari tindak kekerasan, menggapai masa depan ceria anak Indonesia. Ini cara yang efektif dilakukan,” uturnya.
Sosialisasi pencegahan memiliki banyak manfaat.
“Tujuannya untuk mengupas habis segala bentuk kekerasan terhadap anak dan perempuan Indonesia. Dengan sosialisasi semacam ini kekerasan pada anak dan perempuan harus berkurang,” kata Diesti Novanto.
Diesti mengaku tidak akan pernah berhenti untuk memerangi kekerasan anak dan perempuan Indonesia, hingga tidak ada lagi di negeri ini. Pihaknya beralasan, anak-anak Indonesia merupakan harapan dan cikal bakal pemimpin di masa mendatang.
“Maka dari itu, kita akan terus berusaha untuk menumpas habis segala bentuk kekerasan terhadap anak dan perempuan Indonesia,” tandasnya.
Untuk mewujudkan semua itu, lanjut Diesti, harus diawali dengan kepedulian kita terhadap anak di rumah, sekolah dan di manapun, yang rentan dengan tindakan kekerasan dan pelecehan.
Tak peduli oleh siapapun, bahkan dari orang yang dekat dan kenal sekalipun. Sesuai moto TRC-PAI, sayangi aku, sayangi dia dan sayangi anak Indonesia.
“Mari bergabung, bergerak bersama, kita gapai kenyamanan dan rasa aman anak-anak Indonesia. Perhatian anak kita, sayangi meraka, dan tunaikan 10 hak Anak,” katanya.