Diduga Tidak Hanya Satu, Korban Penganiayaan Pamen Harus Bersikap
Bahkan apa juga oknum polisi yang menembak mati orang dekatnya.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Korban penganiayaan Pamen yang diduga Wakapolda Lampung, Kombes Krishna Murti menurut informasi tidak hanya satu orang.
Informasi yang dihimpun, ada beberapa korban namun hanya satu yang dianiaya.
Akibat luka penganiayaan itu, korban berencana berobat ke luar negeri.
Namun siapa sebenarnya korban-korban itu masih belum bisa terkonfirmasi dengan pasti.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane meminta korban tersebut untuk bersikap.
"Korban harus bersikap transparan untuk menuntaskan kasus ini, agar ada efek pembelajaran dan tidak terulang," kata Neta, Sabtu (17/9/2016).
Neta melanjutkan kasus penganiayaan yang dilakukan oknum polisi pada orang terdekat sudah sering kali terjadi dan berulang.
Bahkan apa juga oknum polisi yang menembak mati orang dekatnya.
"Bagaimana pun kasus ini harus segera disudahi. Kuncinya korban harus mau bersikap," ujarnya.
Untuk diketahui, perempuan korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Wakapolda Lampung, Kombes Krishna Murti, Jumat (16/9/2016) malam diperiksa Paminal Mabes Polri.
Menurut informasi, korban tersebut diperiksa di Gedung Intelkam bagian Pengamanan Internal (Paminal) Polri. Korban diperiksa sejak pukul 19.00-23.30 WIB.
Sebelumnya saat ditemui di Gedung Intelkam, Karopaminal Provesi dan Pengamanan Polri, Brigjen Anton Wahono membantah adanya pemeriksaan pada korban.
"Tidak ada pemeriksaan, saya tidak tahu, ini saya mau pulang," ucapnya sambil menaiki mobil dan bergegas pulang.
Akhirnya pukul 23.30 WIB, seorang perempuan tampak turun dari lantai atas bagian Paminal. Perempuan ini menggunakan jaket hitam dan topi.
Bahkan perempuan misterius yang diduga korban itu dikawal oleh dua orang pria. Tidak ada sepatah katapun yang terlontar dari mulut perempuan tersebut.
Hingga akhirnya perempuan itu masuk ke mobil Toyota Agya berwarna hitam dengan nomor polisi B 1565 TIC.
Saat dikonfirmasi soal adanya pemeriksaan pada korban, Sabtu (17/9/2016) siang, Kadiv Propam Irjen M Iriawan tidak menjawab.
Hal yang sama juga terjadi saat Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar dikonfirmasi, handphonenya tidak aktif.