Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahok Tak Takut Pamornya Jatuh, Penggusuran Bukit Duri Jalan Terus

Karena itu, jika Bukit Duri dikerjakan sekarang, maka bisa meminimalisir warga yang menjadi korban banjir.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ahok Tak Takut Pamornya Jatuh, Penggusuran Bukit Duri Jalan Terus
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Satpol PP membantu warga membawa barang saat penggusuran di pemukiman yang terkena proyek normalisasi Sungai Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta, Rabu (28/9/2016). Dalam periode Agustus hingga September 2016 ini tercatat sudah 313 keluarga pindah ke Rumah Susun (Rusun) Rawa Bebek di Jakarta Timur. Ditambah dengan 97 keluarga yang sudah lebih dulu direlokasi Januari kemarin, total ada 410 keluarga yang telah pindah. Sedangkan warga yang belum atau tidak mengambil rusun berjumlah 70 keluarga (54 ada nomor bidang, 16 tidak ada). Penertiban ini tidak berlaku untuk warga yang memiliki sertifikat (dari 13 bidang yang seluruhnya terletak di RW 010 terdapat 11 sertifikat), yang saat ini bukti sertifikatnya sudah diserahkan ke BPN Jakarta Selatan untuk diperiksa. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menegaskan bahwa dirinya tidak takut pamornya turun jika tetap melakukan penggusuran pemukikam Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Menurut Ahok, penggusuran tetap dilakukan karena tidak ada pilihan lain.

"Saya udah bilang, saya tidak ada pilihan. Bagi saya masyarakat Jakarta harus menilai. Kalian dulu pilih saya jadi Wakil Gubernur sama Pak Jokowi kenapa? Karena kalian percaya saya bisa mengatasi banjir," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (28/9/2016).

Seperti yang dibuktikannya di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Termasuk dengan pemukiman Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.

"Orang nggak pernah kepikir waduk Pluit dan Kampung Pulo, puluhan tahun bisa kita bereskan. Nah kita buktikan. Lah kalau saya membuktikan, waktu saya kampanye bilang saya mau bebasin banjir, saya mau normalisasi semua sungai dan waduk. Lalu kamu tiba-tiba nggak milih saya, ya saya aneh juga. Kalau gitu dulu kamu pilih saya karena apa? Dulu pilih kenapa sama pak Jokowi? Dulu kan janji kami itu," tegasnya.

Meskipun, Pengadilan Negeri telah meminta agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak melakukan penggusuran terlebih dahulu. Menurut Ahok, saat ini sudah banyak warga yang telah pindah.

"Ya karena udah lebih banyak yang pindah, kita nggak bisa untuk maksa tunggu tunggu kaya begitu. Sekarang proyek PU itu kan APBN. Kalau nggak selesai bisa bayar nggak? Kan APBN mesti selesai akhir tahun ini, ini persis kasus Kampung Pulo," katanya.

Dirinya pun enggan mengundurkan waktu penggusuran. Pasalnya, ia telah belajar dari penggusuran di Kampung Pulo.

Berita Rekomendasi

"Kamu inget nggak Kampung Pulo yang berantakan gara-gara kita izinkan mundur seminggu, dua minggu, tiga minggu. Akhirnya pas begitu mundur, hujan besar, satu alat (beckhoe) jatuh. Nah ini pengerjaan Kampung Pulo kan terlambat akhirnya," kata Ahok.

Akibatnya, saat musim hujan di bulan Desember tinggi, Kampung Pulo tidak siap menampung air hujan. Karena itu, jika Bukit Duri dikerjakan sekarang, maka bisa meminimalisir warga yang menjadi korban banjir.

"Nah kalau kita kerjakan sekarang kan lumayan. Berarti Bukit Duri kan akan bebas. Kalau kita tunda lagi selesai lagi, kebut tahun 2018 nanti lho," katanya.‎ (Mohamad Yusuf)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas