Melawan Orang Tua, Mulyadi Tewas Ditabrak Kereta di Bekasi
Seorang pemabuk di Cibitung, Kabupaten Bekasi, kualat akibat melawan orangtuanya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Jika sinetron televisi kerap menampilkan adegan anak durhaka kualat maka di dunia nyata pun itu terjadi.
Buktinya, seorang pemabuk di Cibitung, Kabupaten Bekasi, kualat akibat melawan orangtuanya.
Mulyadi (21) tewas, dalam kondisi mengenaskan setelah tertabrak kereta api, yang melaju di perlintasan dekat Pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jumat (21/10/2016) pukul 00.35 WIB.
"Korban tewas di lokasi dalam kondisi yang mengenaskan," ujar Kapolsek Cikarang Barat Komisaris Hendrik Situmorang pada Jumat (21/10/2016).
Baca: Gara-gara Guyon, Seorang Bule Tewas Mengenaskan Tertabrak Kereta di Lempuyangan
Baca: Bawa Barang Belanjaan, Perempuan Ini Tertabrak Kereta Api
Hendrik mengatakan, sebelum tewas, Mulyadi sempat ditegur oleh Marsan, ayah kandungnya untuk pulang ke rumah.
Namun, dia malah memilih bermain dengan temannya sambil menenggak minuman keras (miras).
"Disuruh pulang, anaknya tidak mau malah melawan dengan orangtua," kata Hendrik.
Setelah mengajak anaknya itu, Marsan kemudian pulang ke rumah sambil menunggu kedatangan Mulyadi.
Beberapa jam kemudian Marsan mendengar kabar dari tetangganya bahwa Mulyadi mengamuk tanpa sebab dan pergi dari lokasi pertama menenggak minuman keras.
"Korban mengamuk karena terpengaruh dari miras tersebut, penyebab mengamuknya itu masih kita dalami," katanya.
Marsan kemudian bergegas mencari Mulyadi ke beberapa temannya.
Namun sayang, Marsan tak kunjung menemukan anaknya itu.