Video Polisi Sempat Pukuli Pendemo Anarkis yang Tertangkap
Beberapa polisi tak bisa menahan emosinya lagi. Mereka naik pitam melihat ulah pendemo yang semakin anarkis.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Unjuk rasa besar di Jakarta, Jumat (4/11/2016) malam, berlangsung rusuh.
Barikade polisi bertameng yang hanya diberi perintah untuk bertahan, meskipun jadi sasaran serangan para pendemo.
Mereka terus dihantaman tongkat-tongkat kayu para pendemo. Belum lagi para pendemo melempar batu dan botol air mineral berisi air kencing dengan tutup yang terbuka ke arah petugas.
Tak ada perintah menyerang balik. Polisi dalam barikade itu diminta hanya bertahan.
Sementara, gas air mata yang ditembakkan ke arah pendemo di Jalan Medan Merdeka Barat, justru berbalik ke arah barikade polisi yang memasang posisi bertahan di Jalan Medan Merdeka Utara.
Sebab, pada saat itu angin bertiup ke arah Jalan Medan Merdeka Utara.
Beberapa polisi tak bisa menahan emosinya lagi. Mereka naik pitam melihat ulah pendemo yang semakin anarkis.
Para pendemo yang lantas tertangkap menjadi bulan-bulanan polisi. Tapi, selalu ada polisi yang menahan emosi dan menenangkan rekan-rekannya saat betugas.
"Woy pake otak dong. Gila apa dipukuli," teriak seorang polisi berseragam lengkap yang sudah melepas tamengnya.
Sebelumnya dia kerepotan menenangkan segerombol rekannya di samping pintu utara Monas.
Seorang pendemo yang tertangkap dikeroyok, dipukuli tongkat dan dihantam tameng besar di kepalanya. Bahkan saat pendemo itu jatuh, polisi lainnya menendangi kepalanya.
Polisi berbadan besar yang masih tenang itu lalu melepas tamengnya, menghantam beberapa rekannya yang mengeroyok agar menjauh dari pendemo yang sudah terjatuh.
Lalu ada sekitar dua atau tiga polisi lainnya yang membantu. Mengangkat pendemo yang sudah berdarah kepalanya, lalu menariknya ke pinggir.
Setelah itu polisi yang melepas tamengnya untuk memisahkan pendemo apes yang tertangkap itu mengamuk ke rekan-rekannya yang tak bisa menahan emosi.
Dia kelihatan ditakuti oleh rekan-rekannya. Tubuhnya jauh lebih tinggi dan besar dari teman-temannya yang tak mampu menahan emosi.
Beberapa rekannya sampai takut dimarahi olehnya. Lalu memilih meminta maaf. "Pakai otak kalau kerja," kata polisi itu memarahi teman-temannya.(*)