Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kok Tega, Mereka Jarah dan Hancurkan Warung Nasi Saya

Begitulah kondisi warung nasi milik Ruslani (40) yang menjadi salah satu korban penyerangan dan penjarahan sekelompok massa

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kok Tega, Mereka Jarah dan Hancurkan Warung Nasi Saya
Tribunnews.com/Abdul Qodir
Sejumlah barang bukti dibawa petugas Polres Jakarta Utara saat olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di dua minimarket, Jalan Gedong Panjang, Penjaringan, Jakut, Sabtu (5/11/2016). Kedua minimarket tersebut sempat dirusak dan dijarah sekelompok orang pada Jumat (4/11/2016) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pecahan kaca  di samping etalase, potongan kayu kaso hingga batangan besi masih tampak berserakan di lantai warung nasi di ruko Jalan Gedong Padang nomor 68, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (5/11/2016) siang. Bahkan, rangka sepeda dengan kondisi hangus terbakar tersandar di etalase.

Begitulah kondisi warung nasi milik Ruslani (40) yang menjadi salah satu korban penyerangan dan penjarahan sekelompok massa pada Jumat (4/11) malam. .

Ruslan mengibaratkan, pelaku penyerangan dan penjarahan warung nasinya seperti pelaku terorisme. Sebab, kelompok tersebut secara tidak langsung meneror keselamatan dirinya.

"Saya awalnya memang sempat khawatir terjadi kejadian rusuh 98 karena ada demo besar 4 November kemarin. Ternyata benar tapi yang kena kami saja yang di sini. Tapi, ini termasuk perusakan, penjarahan. Menurut saya ini melebihi teroris," ucap Ruslani.

"Saya cuma pedagang kaki lima, enggak tahu masalahnya apa, tiba-tiba gerobak, panci, lampu dihancurin, saya nggak ngerti mereka maunya apa," sambung Ruslani.

Ruslani menceritakan kronologi kejadian penyerangan dan penjarahan yang menimpa warungnya. Sekitar pukul 21.00 WIBia tengah duduk di depan warung. Tak lama kemudian, ia mendengar keriuhan dari sekelompok anak muda berjumlah seribu orang yang datang berjalan kaki dari arah Utara, Luar Batang.

Kelompok massa itu berjalan menuju arah lampu merah dekat warungnya. Tiba-tiba kelompok massa tersebut menyerang seorang polisi yang berjaga.

Berita Rekomendasi

Selanjutnya, massa tersebut berjalan ke arah balik menuju ruko tempatnya berjualan. Tiba-tiba, belasan anak tanggung berusia sekitar 15 tahun melempari warungnya dengan batu dan diikuti dengan perusakan gerobak dan isinya dengan kayu.

"Yang menyerang anak-anak ABG sekitar 10 sampai 20 orang, pakai pakaian biasa, nggak putih-putih. Saya nggak tahu apa ada yang menggerakkin atau nggak," ujar Ruslani yang lahir dan besar di Rawa Bebek itu.

Seketika Ruslani menghentikan ceritanya. Ia sempat menatap kosong dengan mata memerah ke arah etalase tempat berjualan yang telah porak poranda.

"Saya lagi duduk, berharap ada yang beli lagi jelang saya mau tutup warung. Tiba-tiba diserang dan dirusak warung saya pakai batu dan kayu. Awalnya saya kira anak warga sini lagi tawuran, ternyata bukan. Saya kaget banget," ucap Ruslani seraya menghentikan ceritanya.

"Saya sampai sekarang masih trauma, terus kepikiran kejadian semalam, kalau saya atau istri dan anak saya kena batu siapa yang tanggung jawab," sambungnya.

Ruslani mengaku langsung berteriak meminta istri, anak dan tiga karyawannya untuk melarikan diri ke dalam ruko begitu penyerangan terjadi. "Saat kejadian ada 10 orang di sini, alhamdulillah nggak ada yang kena lemparan batu. Pas kaget diserang, kami lari ke dalam ke arah belakang dan loncat pagar. Karena kalau kabur ke luar sudah banyak massa dan asap hitam sudah pekat, pengab," ungkapnya.

Ruslani mengungkapkan, sekitar seribu polisi dan TNI tiba di warungnya untuk membubarkan kelompok massa tersebut sekitar 15 menit setelah kejadian.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas