'Saya Trauma Melihat Massa Beringas'
Adapun dua klinik dan toko obat yang berada di barisan ruko tersebut tampak tak mengalami kerusakan.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- LIMA ruko mengalami kerusakan parah akibat penyerangan yang dilakukan sekelompok massa di Jalan Gedong Panjang, Penjaringan, Jakarta Utara pada Jumat (4/11) malam. Kelima tempat usaha tersebut berdempetan. Yakni, toko bunga, warung nasi milik Ruslani, warung Bakso Tukul dan dua minimarket.
Adapun dua klinik dan toko obat yang berada di barisan ruko tersebut tampak tak mengalami kerusakan. Menurut warga, ruko toko obat dan klinik tersebut telah tutup dari pagi sebelum kejadian.
Selain itu, bagian depan ruko ditutup pintu berlapis besi. Arif Setiawan (25), asal Kebumen, Jawa Tengah, yang berjualan Soto dekat warung nasi milik Ruslani juga mengalami nasib yang sama. Gerobaknya tak luput dari aksi penyerangan massa.
Arif juga menceritakan awal mula ribuan orang tak dikenal datang berjalan kaki dari arah Luar Batang. Bahkan, ia mengaku sempat melihat dua polisi yang berada di lampur merah dekatnya dikeroyok kelompok massa tersebut.
"Massa banyak banget, malah awalnya nyerang Wakapolsek dan ajudannya di dekat lampu merah itu," kata Arif.
"Dia lari karena massa banyak, tapi motornya yang tertinggal dibakar massa," sambungnya. Tanpa diketahui siapa yang memberi komando, tiba-tiba puluhan anak ABG dari kelompok massa tersebut berlarian dan melempari ruko dan warung-warung.
Arif mengaku mendengar seperti ada orang yang memberi komando. "Ada yang teriak, ayo serang," ujar Arif.
Saking takutnya, Arif lantas lari ke dalam warung nasi milik Ruslani. Ketika itu, massa terlebih dulu merusak toko bunga yang berada di samping warung sotonya. Mini market yang terletak di deretan warungnya paling dulu diserang dan dijarah. Menurut Arif, massa juga mencabuti pagar besi di depan toko untuk merusak toko-toko.
Akibat kejadian itu, Arif mengaku mengalami kerugian sekitar Rp8 juta. Itu akibat gerobak, etalase, meja dan kursi miliknya berjualan dirusak dan dibakar oleh kelompok penyerang.
"Saya sampai sekarang trauma banget, bingung, sedih juga, karena saya baru kali ini lihat orang sampai ribuan datang beringas banget," kata pria asal Kebumen, Jawa Tengah itu.
Seperi Ruslani, ia juga berharap para pelaku penyerangan diproses secara hukum oleh kepolisian.
"Ini negara hukum, yang salah harus diadili seadil-adilnya. Mereka berani berbuat, harus berani tanggung jawab. Kita ini datang jauh-jauh untuk cari rezeki," keluhnya. (tribunnews/abdul qodir)