Kisah Dua Bocah Bersaudara di Tangerang, Banting Tulang Jadi Pemulung Bantu Lunasi Utang Orangtua
Ia membagi waktu antara sekolah pada pagi hari dan mengumpulkan barang bekas pada sore hari.
Editor: Hasanudin Aco
Kompas.com kemudian menemui ayah Supri, Daryo, di rumahnya.
Perlu waktu sekitar 30 menit untuk mencari tempat tinggal Daryo dari lokasi saat mewawancarai Supri.
Rumah Daryo dan Supri berada di lapak barang rongsokan daerah Buaran Indah, Kota Tangerang. Rumah Supri tak jauh berbeda dengan lapak barang bekas pada umumnya.
Lokasinya berada di pinggir sawah dan di luar area permukiman.
Saat tiba di sana, Daryo tampak sedang duduk di bagian depan rumahnya yang disesaki aneka barang bekas.
"Silakan masuk mas, begini adanya rumahnya," ujar Daryo ramah.
Daryo berasal dari Brebes, Jawa Tengah. Sejak 11 tahun lalu, Daryo sekeluarga mengadu nasib di Tangerang menjadi pengumpul barang bekas.
Dari lima anaknya, hanya Supri yang bersekolah.
Tiga kakak Supri putus sekolah. Sementara adiknya, Putri, belum cukup umur untuk sekolah.
Daryo menceritakan, Supri seharusnya sudah kelas lima SD. Namun, Supri sempat putus sekolah saat kelas dua SD.
Supri kembali melanjutkan pendidikan dengan pindah sekolah dari SDN Pelawad 2 ke SD Al Barkah.
Sayangnya, di sekolah baru ini, Supri kerap dicemooh.
"Dia sering nangis dan cerita ke saya karena diejek anak tukang rongsok," kata Daryo.
Kendati demikian, Supri tak pernah membalas. Dia lebih banyak berdiam diri dan menceritakan kepada orangtuanya.