Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sugianto Kusuma bilang Hidup Sebagai Relawan Jauh Lebih Bernilai dan Menyenangkan

Sugianto Kusuma alias Agua merupakan sosok yang rendah hati dan membantu sesama hingga kini dijalaninya.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Sugianto Kusuma bilang Hidup Sebagai Relawan Jauh Lebih Bernilai dan Menyenangkan
ist
Sugianto Kusuma saat menjadi relawan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sugianto Kusuma alias Aguan merupakan sosok yang rendah hati dan membantu sesama hingga kini dijalaninya.

Pengusaha sukses sekaligus relawan di Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia meski bertambah usia namun diakuinya bukan menjadi halangan bagidirinya untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.

Sebagai pengusaha, hari-hari Sugianto awalnya banyak dihabiskan di kantor. Namun sejak bergabung di Yayasan Tzu Chi, waktunya justru dia curahkan untuk menjalankan misi kemanusiaan.

“Bersama relawan, saya bisa lebih banyak berbuat baik kepada orang yang memang membutuhkan pertolongan,” ungkap Aguan saat ditemui di kantor Yayasan Budha Tzu Chi, Gedung ITC Mangga Dua, Jakarta Utara, Selasa (29/11/2016).

Bagi pria kelahiran Palembang ini, akitif dikegiatan sosial jauh lebih terpuaskan batinnya.

“Tidak semua orang siap dengan konsekuensi ketika harus turun langsung untuk memberikan sedikit kemampuannya membantu orang lain,” tutur bos Agung Sedayu Group ini.

Sugianto merupakan satu dari ribuan relawan Tzu Chi yang juga sebagai pengusaha properti cukup terkenal di Indonesia. Aktivitasnya di dunia sosial sejak tahun 2002, telah banyak membawa kebaikan bagi dirinya dan orang lain.

Berita Rekomendasi

Baginya aktif sebagai relawan jauh lebih bernilai dan menyenangkan, ketimbang harus selalu dipusingkan dengan urusan bisnis.

“Disini saya nggak pusing memikirikan perusahaan, disini juga saya jauh lebih tenang, sebab melalui kegiatan ini dapat berbuat banyak untuk mensucikan hati manusia,” kata Aguan. 

Dia teringat bagaimana awalnya tertarik menjadi relawan di Yayasan Budha Tzu Chi. Tahun 2002, dimana Jakarta tengah mengalami bencana besar, hampir seluruh wilayah Jakarta terendam banjir.

“Bagaimana banjir membuat warga Jakarta menjadi susah. Rumah, sekolah, rumah sakit rusak, dan segala fasilitas masyarakat lannya ikut rusak. Tidak hanya materi, banjir juga menelan korban jiwa,” jelasnya.

Dari sanalah dia berfikir bagaimana caranya dapat membantu meringkan beban penderitaan yang dialami warga Jakarta pada saat itu.

Sebelum terjun, pria yang menjabat sebagai wakil ketua yayasan Budha Tzu Chi ini mencoba menemui Master Cheng Yen, pendiri Tzu Chi di Taiwan. Dia meminta nasehat bagaimana memperbaiki Jakarta yang sudah luluh lantah akibat banjir.

Dari Master Cheng Yen itu Aguan dapat petunjuk. Salah satunya melalui konsep 5P yakni pemompaan, pembersihan, penyemprotan, pengobatan dan perumahan. Dan langkah pertama yang ditempuh Sugianto Kusuma adalah membangun rumah susun, saat itu pertama kali di Cengkareng sebanyak 1100 unit.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas