Djarot: Sebagai Jongos, Kami Harus Tunduk pada Keinginan Rakyat
Ia menjelaskan, yang akan dipilih warga DKI pada 15 Februari mendatang merupakan pelayan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta non-aktif sekaligus cawagub DKI Djarot Saiful Hidayat menegaskan bahwa warga ibukota itu ingin mencari 'jongos', bukan juragan.
Ia menjelaskan, yang akan dipilih warga DKI pada 15 Februari mendatang merupakan pelayan.
"Sebetulnya masyarakat Jakarta itu kan memilih pelayan, pelayannya masyarakat, pelayan itu bahasa Indonesia, kalau jongos itu bahasa jawa," ujar Djarot, saat ditemui di Waroeng Solo, Jalan Madrasah Raya, Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Sabtu (3/12/2016).
Menurut mantan Walikota Blitar tersebut, pelayan dan jongos memiliki arti yang sama dan memiliki tugas untuk memberikan pelayanan.
"Jadi artinya pelayan sama jongos itu hampor sama, bahasa inggrisnya public service, kami itu pelayan, jongos," ujar Djarot.
Lebih lanjut, ia pun mengibaratkan dirinya dan pasangan cagubnya, petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai jongos yang harus tunduk pada apa yang dikehendaki majikannya.
"Makanya karena jongos, kami harus tunduk pada apa yang diinginkan oleh rakyat," kata Djarot.
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menghadiri acara 'Silaturahmi dengan Keturunan Eyang Djojodigdo', yang digelar di Waroeng Solo, Jakarta Selatan, Sabtu (3/12/2016) siang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.