Ini Kejanggalan yang Dirasakan Netizen di Kasus Pembunuhan Sadis di Pulomas
Sebagian besar netter meragukan kesimpulan awal polisi yang menyatakan kalau ini merupakan perampokan murni. Ini alasannya.
Penulis: Robertus Rimawan
Apa keterangan yang ingin dikejar polisi dari Agnesya?
Polisi ingin mengetahui aktivitas apa saja yang dilakukan Dodi sebelum dirinya tewas.
"Pasti kita cari tahu apa yang dilakukan Pak Dodi sebelumnya, ke mana dan lain-lain yang menyangkut kehidupan sehari-harinya," ujar Kapolda Metro Jaya Inspektur Jendera Irjen Mochamad Iriawan di Rumah Sakit Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Kamis (29/12/2016).
Namun, menurut Iriawan saat ini Agnesya belum bisa dimintai keterangan.
Maklum, Agnesya masih dalam keadaan syok.
"Kita tidak bisa paksakan (pemeriksaan Agnesya) yang jelas kita akan lakukan," ucap dia.
Iriawan memastikan saat terjadinya peristiwa sadis tersebut Agnesya tidak berada di tempat.
Menurut Iriawan, Agnesya tidak tinggal di rumah Dodi di Jalan Pulomas Utara nomor 7A, Jakarta Timur.
Penyekapan yang menewaskan enam orang di sebuah rumah di Pulomas tersebut diduga terjadi pada Senin sore lalu.
Warga bersama polisi baru mengetahui peristiwa penyekapan tersebut pada Selasa pagi, atau keesokan harinya.
Adapun korban selamat adalah Zanette Kalila (13), Emi (41), Santi (22), Fitriani (23), dan Windy (23).
Sementara itu, korban yang tewas dalam penyekapan tersebut adalah Dodi Triono (59) selaku pemilik rumah, dua anak Dodi bernama Diona Arika (16), dan Dianita Gemma (9), kemudian ada Amel yang merupakan teman dari anak Dodi. Lalu Yanto dan Tasrok yang merupakan sopir keluarga itu.
Adapun pelaku yang sudah ditangkap adalah Ramlan Butarbutar (tewas), Erwin Situmorang, dan Alfins Bernius Sinaga.
Sementara itu, satu pelaku yang masih diburu adalah Yus Pane.