Dinas Perhubungan DKI Masih Sulit Simpulkan Penyebab Terbakarnya Kapal
"Kalau dilihat dari beban atau izin dari Kemenhub (Kementerian Perhubungan) itu 285. jadi belum bisa disimpulkan karena kelebihan beban"
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah meminta semua pihak menunggu hasil penyelidikan polisi terkait terbakarnya Kapal Zahro Express, Minggu (1/1/2017) kemarin.
Ia menyebutkan, jika dilihat dari jumlah penumpang berdasarkan data yang diterimanya, belum bisa disimpulkan telah terjadi kelebihan muatan dalam kapal tersebut.
"Sementara, data Basarnas (Badan SAR Nasional) menyatakan bahwa penumpang yang terevakuasi ada 247. Kalau dilihat dari beban atau izin dari Kemenhub (Kementerian Perhubungan) itu 285. jadi belum bisa disimpulkan (karena) kelebihan beban," kata Andri, saat ditemui di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Timur, Senin (2/1/2017).
Saat ditanya terkait manifes yang tidak sesuai dengan jumlah penumpang, Andri mengaku masih mendalami informasi tersebut.
Jika benar hal itu terjadi, ia sangat menyayangkannya.
Menurut Andri, manifes yang hanya berjumlah 100 penumpang merupakan pintu awal bagi penyelidikan yang kini tengah dilakukan polisi.
Terkait data penumpang, ia meminta agar mengacu pada data resmi versi Basarnas, yakni sebanyak 247 penumpang.
"Sekarang sudah disamakan, data mengacu pada Basarnas, 247 penumpang. Maladministrasi soal manifes, nanti lihat hasil penyelidikan. Baru nanti disimpulkan kesalahan di mana, apa di koperasi, di individu, atau oknum Dishub," lanjut Andri.
Berdasarkan data dari Kemenhub, penumpang KM Zahro Ekspress berjumlah 184 orang. Korban selamat berjumlah 130 orang.
Sementara, korban meninggal dunia saat ini diketahui berjumlah 23 orang.
Sebanyak 22 korban meninggal dunia ditempatkan di RS Polri untuk identifikasi dan satu korban lainnya ada di RS Cipto Mangunkusumo.
Namun, jumlah penumpang belum dapat dipastikan mengingat ada kemungkinan jumlah penumpang melebihi jumlah yang terdapat dalam manifes.
Korban yang tengah dirawat tersebar di beberapa rumah sakit.
Penulis: Rakhmat Nur Hakim