Politikus Nasdem: Anies-Sandi Kurang Simpatik Menyerang Ahok-Djarot Lewat Agus-Sylvi
Irma mengatakan pasangan Agus-Sylvi sadar sikap yang tidak pantas dilakukan Anies-Sandi.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai NasDem menilai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Yudhoyono-Sylvian Murni belum memiliki kemajuan dalam menyampaikan progam saat debat Cagub-Cawagub DKI jakarta.
"Justru Anies-Sandi bersikap kurang simpatik menyerang Ahok-Djarot melalui pertanyaan yang menyerang Ahok-Djarot lewat pertanyaan yang ditunjukkan pada Agus-Sylvi," kata Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago ketika dikonfirmasi, Minggu (29/1/2017).
Baca: Timses Ahok-Djarot Akui Pasangan Anis-Sandi Sering Menyerang dalam Debat
Irma mengatakan pasangan Agus-Sylvi sadar sikap yang tidak pantas dilakukan Anies-Sandi.
"Bahkan Agus sempat menyindir pasangan nomor tiga terkait hal ini," kata Irma.
Irma mengatakan jawaban Ahok-Djarot berbasis regulasi dan anggaran.
Sehingga program-programnya terukur.
Sebab, Irma menilai pasangan calon yang berbicara program tanpa melihat anggaran hanyalah sebuah retorika.
"Membangun keunggulan SDM (sumber daya manusia) bukan dengan memberi BLT atau membiarkan masyarakat tidak paham regulasi," kata Wakil Ketua Fraksi NasDem itu.
Irma mengatakan membangun keunggulan SDM dengan cara memberikan masyarakat lapangan pekerjaan serta mengajak warga sadar hak srta kewajiban warga negara.
Irma mengatakan Ahok-Djarot telah memberikan edukasi pada masyarakat yakni membangun rumah dibantaran kali dapat mengakibatkan banjir dan kotor.
"Karena sampah bertumpuk juga tentu tidak sehat bagi penghuninya . Merelokasi mereka itu bagian dari tanggungjawab pemerintah untuk menyelamatkan warga dari banjir dan memberikan pengetahuan bahwa membuat rumah dibantaran kali itu melanggar," imbuh Irma.
Irma mengaku lucu bila calon pimpinan provinsi malah membiarkan masyarakat menyukai ketidakteraturan dan melanggar aturan.
Menurut Irma, sudah seharusnya pemimpin mengedukasi masyarakat terkait hak dan kewajiban warga negara.
"Agar masyarakat memiliki sense of belonging (serasa memiliki ) Jakarta sehingga segala hal yag mengakibatkan kerugian masyarakat terkait fasilitas publik bisa diminimunkan," katanya.