Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mereka Bertaruh Nyawa Bersihkan Sampah Warga di Selokan yang Dibuang Sembarangan

Ali mengatakan saat banjir semua sampah dan kotoran lain seperti lumpur akan terbawa air dan masuk ke saluran.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Mereka Bertaruh Nyawa Bersihkan Sampah Warga di Selokan yang Dibuang Sembarangan
Kompas.com/Kurnia Sari Aziza
Pekerja Harian Lepas (PHL) Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat terlihat masuk ke dalam gorong-gorong. Hal itu dilakukan dalam rangka pencarian barang bukti terkait temuan bungkus kabel di gorong-gorong Jalan Medan Merdeka Selatan. Foto diambil Sabtu (5/3/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Petugas pemelihara prasarana dan sarana umum (PPSU) atau PHL yang menyelam ke dalam saluran air tanpa mengenakan alat pelindung dinilai salah oleh Wakil Kepala Dinas lingkungan hidup DKI Ali Maulana.

Namun terlepas dari itu, video tersebut menunjukan sulitnya PHL atau PPSU membersihkan sampah yang menyumbat saluran.

Ali mencoba memperkirakan apa yang sedang terjadi dalam video tersebut.

"Kemungkinan secara logika berdasarkan video itu, sepertinya lagi ada yang mampet. Jadi genangan di jalan itu tidak mengalir ke tali air. Nah, mereka mau cari mampetnya di bagian mana," ujar Ali kepada Kompas.com, Rabu (22/2/2017).

Baca: Begini Tanggapan Ahok soal PPSU Menyelam ke Dalam Selokan yang Airnya Hitam

Baca: Soal Petugas PPSU Menyelam di Got, Kadis LH DKI: Mereka Responsif, Tetapi Membahayakan Sendiri

Jasad Denis Nenometa (35) yang ditemukan masih berseragam Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) pada Rabu (22/2) sekitar 11.45 WIB.
Jasad Denis Nenometa (35) yang ditemukan masih berseragam Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) pada Rabu (22/2) sekitar 11.45 WIB. (Warta Kota/Panji Baskhara Ramadhan)

Ali mengatakan saat banjir semua sampah dan kotoran lain seperti lumpur akan terbawa air dan masuk ke saluran.

BERITA TERKAIT

Jika volume sampah begitu banyak, maka bisa menyebabkan saluran itu menjadi mampet.

"Kalau di video itu, mungkin mereka bingung kok saat yang lain sudah surut, yang ini malah belum. Makanya dia perlu mencari mana yang mampet," ujar Ali.

Akhirnya, terjadilah aksi menyelam yang dilakukan tanpa alat penlindung diri itu. Ali mengapresiasi sikap mereka yang dia nilai begitu berdedikasi.

Anggota PPSU
Anggota PPSU membersihkan selokan. (Wahyu Aji/Tribunnews.com)

Namun, mereka dinilai ceroboh juga karena tidak menggunakan alat pelindung apapun. Hal itu tidak disarankan untuk pekerja manapun.

Melalui video itu, Ali sekaligus ingin menyadarkan masyarakat tentang sulitnya membersihkan sampah.

"Sampah itu membersihkannya susah dan berisiko. Itu perlu tenaga yang banyak bahkan peralatan yang mahal dan canggih sehingga biayanya tinggi," ujar Ali.

Andai warga Jakarta tidak membuang sampah ke sembarang tempat, biaya pemeliharaan saluran air bisa dihemat.

Pemprov DKI tidak perlu lau terus-terusan membeli alat berat yang mahal. Bahkan, PPSU atau PHL tidak perlu lagi menyelam seperti itu.

"Risikonya sampai ke nyawa, itu taruhan bagi pekerjanya," kata Ali.

Terkadang warga berfikir tidak masalah membuang sampah sembarangan karena mereka hanya membuang sebuah plastik saja.

Akhirnya, jumlah sampah yang dibuang sembarangan semakin banyak karena semua warga berfikir seperti itu.

"Jadi jangan dilihat sebungkus plastik saja, kalau itu mengumpul bisa menghambat saluran air," ujar Ali.

Penulis: Jessi Carina

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas