Ahok: Tugas Gubernur Berat Sekali, Harus Layani Masyarakat Bangun Dari Pukul 04.30
"Saya selalu membaca doa kalau Tuhan jadikan saya gubernur kembali maka saya berjanji bertugas secara maksimal,"
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menghadiri deklarasi dukungan dari beberapa komunitas guru swasta se-Jakarta.
Deklarasi berlangsung di Jalan Talang Nomor 3, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/3/2017).
Dalam sambutannya Ahok menceritakan doa yang selalu ia bacakan menjelang hari-hari pencoblosan Pilkada Jakarta 19 April 2017.
"Saya selalu membaca doa kalau Tuhan jadikan saya gubernur kembali maka saya berjanji bertugas secara maksimal," kata Ahok.
Baca: Merasa Banyak Program Ditiru, Anies: Kami Tawarkan Bukan Hanya Pengalaman Tapi Kebaruan
Baca: Warga Kepada Anies: Sebenarnya yang Meniru Siapa ? Saya Nggak Mau Pilih Gubernur KW
Baca: PROJO Bentuk Grup Reaksi Cepat Lawan Intimidasi Dalam Pilkada DKI
Lanjut dia, jika tidak terpilih kembali dirinya bersyukur karena tugas sebagai gubernur sangat berat.
"Harus melayani masyarakat bangun dari 04.30 WIB," ujar Ahok.
Mendengar pernyataan itu ribuan guru yang hadir meneriakkan dukungan kepada Ahok.
"Jadi pak, saya dukung jadi," teriak para guru.
Ahok pun berusaha menenangkan para guru jika pun kalah dalam putaran dua Pilkada Jakarta ia masih akan menjabat sampai Oktober 2017.
"Perbedaan jadi atau tidak ya hanya pada kesenangan melayani masyarakat. Saya ikhlas melayani masyarakat bukan karena uang," ungkapnya.
Robin Hood
Pengamat politik Yudi Latif ikut hadir dalam pertemuan calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan keluarga cendekiawan Islam (alm) Nurcholish Madjid di kediaman keluarga Nurholish di Jalan Johari I, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (23/3/2017).
Yudi sendiri merupakan murid Nurcholish.
Pada kesempatan itu, Yudi mengatakan, banyak pihak memelintir kebijakan Ahok selama memimpin Jakarta.
"Seakan-akan Ahok enggak ada perhatian pada kaum miskin, hanya membangun bagi elite dan pengembang tertentu. Padahal sesungguhnya beliau seperti Robin Hood," kata Yudi.
Yudi melihat Ahok dapat membuat kebijakan yang tidak populer untuk kepentingan masyarakat.
Dia mencontohkan penerapan kontribusi tambahan bagi pengembang yang melakukan reklamasi Teluk Jakarta. Kontribusi tambahan itu dipergunakan untuk menjalankan kebijakan lainnya.
"Dia mengambil dari orang kaya untuk membuat rumah sakit dan pelayanan-pelayanan publik yang lebih baik. Pokoknya dari situ kami bisa menemukan yang selama ini hal-hal gelap yang ternyata masuk akal," kata Yudi.
Saat kunjungan tersebut, mereka bersepakat bahwa pemimpin harus amanah. Selain itu, kata Yudi, Ahok juga mengklarifikasi beberapa isu yang selama ini disalahpahami publik, seperti reklamasi Teluk Jakarta.
"Jadi sebenarnya banyak sekali gagasan-gagasan beliau yang sangat produktif, tapi selama ini tidak dipahami secara clear dan menimbulkan mispersepsi," kata Yudi.
Yudi menyebut, Ahok memiliki kesamaan visi dan misi dengan Nurcholish dalam hal terobosan dan gagasan untuk Jakarta.
"Cak Nur sangat menekankan aspek-aspek nilai bahwa agama itu utamanya pada akhlak dan perilaku. Harus memberi keadilan pada semua dan pembebasan bagi orang-orang miskin," kata Yudi.