Djarot Saiful Hidayat Terus Lakukan Amar Maruf Nahi Munkar
Djarot Saiful Hidayat kembali berbicara soal politik Islam. Menurut dia, saat ini umat Islam harus memperjuangan politik Islami, bukan Islam politik.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Djarot Saiful Hidayat, calon wakil gubernur DKI Jakarta berbicara mengenai politik Islam. Menurutnya, saat ini umat Islam harus memperjuangan politik Islami, bukan Islam politik.
Artinya, diterangkan sosok yang telah beribadah haji di tahun 2002 bersama sang istri, Happy Farida tersebut, umat Islam harus berjuang untuk memberikan rahmat kepada seluruh umat manusia
Sehingga, kata alumnus Universitas Brawijaya dan Universitas Gadjah Mada tersebut, bukan Islam yang dijadikan sebagai alat politik.
"Politik Islam itu adalah kita semua wajib melakukan amar maruf nahi munkar, kita dituntut untuk memberikan rahmat bagi sekalian alam. Kita berjuang untuk terus bersungguh-sungguh melawan kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan. Itu politik Islam. Bukan Islam yang dijadikan alat politik atau Islam politik," ungkap Djarot Saiful Hidayat di Jl Lebak Bulus Raya 1 no 10, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (5/4/2017).
Djarot Saiful Hidayat mencontohkan bagaimana Rasulullah dalam membangun Madinah. Dia menyebut bahwa Rasulullah pada waktu itu membangun masyarakat yang beradab di Madinah.
"Politik Islam itu seperti Rasul membangun Madinah dengan piagam Madinah. Ini membangun masyarakat yang Madinah, beradab," kata Djarot Saiful Hidayat yang juga mantan Walikota Blitar dan anggota DPRD Jawa Timur tersebut.
Karena itu, Djarot sejatinya tidak merubah penampilan secara tiba-tiba, misalnya dengan memakai kopiah, rajin mengikuti pengajian hingga istigasah. Melainkan menjadi hal yang sudah lama diyakini dan dilakukannya.
Djarot tampil sebagai pejabat yang konseptual, akomodatif dan terukur. Kreativitasnya ia terapkan pada bagaimana mewujudkan semua perencanaan pembangunan yang sudah disepakati.
Kepada bawahannya, bapak dari Safira Prameswari Ramadiana, Karunia Dwihapsa Paramasari dan Meisya Rizky Berliana ini mampu memberi contoh kerja keras dan disiplin.
Dengan latar belakang ayahnya yang Muhammadiyah dan ibunya yang Muslimat NU, ia memperkuat basis dukungan sosialnya dengan pergaulan yang akrab dan hangat dengan para ulama dan tokoh agama lainnya.
Beberapa kegiatan skala provinsi yang bersifat keagamaan dan membawa nama baik Kota Blitar, berhasil dilaksanakan berkat kerjasamanya dengan para ulama.
Djarot Saiful Hidayat selalu menjaga relasi baiknya dengan para ulama, yang menunjukkan bahwa hubungan yang dijalin bukan untuk dukungan politik semata, melainkan dilandasi ketulusan dan kejujuran dalam upaya menghormati atau takzim kepada para ulama.
Djarot Saiful Hidayat juga tidak pernah menggunakan masjid untuk memenangkan kegiatan politik. Djarot lebih memilih sebaiknya mesjid dijadikan tempat membangun ahlak yang sejuk.