Djarot Ditolak Jamaah Masjid di Kawasan Tebet, Ini Tanggapan PBNU
Menurutnya, penolakan yang ditujukan pada mantan Wali Kota Blitar itu merupakan bentuk penghinaan terhadap agama
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi penolakan yang dilakukan jamaah Masjid Jami' Al'Atiq, Tebet, Jakarta Selatan, siang tadi terhadap Calon Wakil Gubernur DKI petahana Djarot Saiful Hidayat saat menunaikan ibadah salat Jumat, Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Falah Amru mengecam tindakan tersebut.
Ia menjelaskan, penolakan itu merupakan bentuk politisasi masjid.
"Itu adalah bentuk politisasi masjid, yang dilakukan oleh orang-orang yang mengatasnamakan agama," ujar Falah, Jumat (14/4/2017).
Ia pun menegaskan bahwa islam tidak pernah mengajarkan hal seperti itu.
Menurutnya, penolakan yang ditujukan pada mantan Wali Kota Blitar itu merupakan bentuk penghinaan terhadap agama lantaran islam adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam semesta, termasuk sesama manusia.
"Islam tidak seperti itu, itu bentuk penghinaan terhadap agama kita, agama islam yang rahmatan lil alamin," tegasnya.
Ia menyebut tindakan yang dilakukan oleh sebagian jamaah itu tergolong radikalisme agama, "Itu adalah bentuk radikalisme agama,".
Lebih lanjut ia kembali menegaskan, jika warga wilayah tersebut tidak menyukai Djarot dan pasangan cagubnya petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), maka menurutnya sederhana saja, jangan pilih pasangan petahana itu saat pencoblosan pada 19 April mendatang.
Ia menganggap apa yang dilakukan oleh sebagian jamaah itu tindakan yang tidak terpuji.
"Itu tindakan tidak baik dan cenderung kasar, kalau tidak suka ya tidak usah memilih," jelasnya.
Falah kembali menyatakan secara tegas, islam tidal pernah mengajarkan hal itu.
"Jangan kemudian bersikap malah menghina agama, islam tidak seperti itu," tandasnya.