Bakal Tutup, 7-Eleven Gagal Bersaing karena Ada Larangan Jual Minuman Beralkohol
Larangan penjualan minuman beralkohol ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan (permendag) Nomor 6 tahun 2015
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny BIlly
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mulai akhir Juni 2017, gerai 7-eleven yang kerap dijadikan tempat berkumpul muda-mudi akan ditutup.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (apindo) Hariyadi Sukamdani menilai pada awalnya konsep mini market yang bisa dijadikan tempat berkumpul mampu membuat 7-eleven unggul dibandingkan retail lainnya.
Namun, semenjak dilarangnya penjualan minuman beralkohol, perlahan 7-11 mulai meredup.
"Di konsep awal cukup bagus menyajikan lifestyle. Bisa kumpul-kumpul di situ. Saya enggak tahu persis, konon katanya yang menyebabkan drop, penjualan minol (minuman alkohol) tidak boleh," ucap Hariyadi saat ditemui usai menghadiri open house yang digelar Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Senin (26/6/2017).
Larangan penjualan minuman beralkohol ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan (permendag) Nomor 6 tahun 2015 tentang pengendalian, pengawasan terhadap pengadaan, perdaran, dan penjualan minuman beralkohol.
Hariyadi juga menilai manajemen dari 7-eleven kurang siap mengantisipasi adanya persaingan oleh konsep-konsep retail lainnya.
Seperti konsep yang diterapkan Circle-K di mana banyak membuka gerai di Bali karena memiliki target pasar para turis.
Selain itu adapula dua retail yang letaknya selalu berdampingan yakni Indomaret dan Alfamar dengan konsep membuka gerai di beberapa titik saja.
"Karena memang di retail kalau konsep tidak kuat sama dengan yang lain, berat persaingannya," ucap Hariyadi.
"Ini menyebabkan sevel gak bisa bertahan lebih lanjut, karena dari segi timing waktu sudah mulai bermasalah keuangan, Charoen sempat iya tapi akhirnya mundur," sambung Hariyadi.
Penutupan 7-eleven pun dirasa tidak akan berdampak besar bagi perekonomian Indonesia.
Yang dianggap akan sangat memengaruhi kondisi Indonesia apabila Alfamart dan Indomart memiliki masalah karena kedua retail tersebut memili jumlah karyawan yang besar
"Dampaknya kecil 7-eleven. Kalau Alfamart dan indomart problem,baru kita bermasalah, karena karyawannya banyak banget. 7-eleven gak terlalu," pungkas Hariyadi.