Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Asyah Menyesal Abdul Malik Tak Ceraikan Indria Sampai Akhirnya Terjadi Pembunuhan

Sikap baik dan sopan Indria kepada suami perlahan berubah seiring dengan permasalahan ekonomi yang dialami.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Asyah Menyesal Abdul Malik Tak Ceraikan Indria Sampai Akhirnya Terjadi Pembunuhan
KOLASE/TRIBUNNEWS.COM/INSTAGRAM/TRIBUNWOW.COM
Indria Kameswari dan AM suaminya yang diduga nekat membunuhnya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Air mata Asyah, ibu kandung Abdul Malik Aziz alias AM terus mengalir.

Perempuan berusia 67 tahun itu tak kuasa menahan tangis usai mengetahui sang anak menjadi tersangka pembunuhan Indria Kameswari (38), Pegawai Badan Narkotika Nasional (BNN) Lido, Bogor, Jawa Barat.

Masih mengenakan gelang dari Rumah Sakit Koja berwarna kuning dan merah muda, Asyah mengaku kerap meminta Abdul Malik Aziz untuk menceraikan sang istri sebelum peristiwa nahas tersebut terjadi.

"Emak menyesal kenapa dia tidak menuruti. Dia selalu tidak mau (bercerai) sampai ini terjadi," ujar Asyah yang ingin menemui Abdul Malik Aziz usai ditangkap di Batam, Kepulauan Riau.

Menurutnya, Abdul Malik Aziz dan Indria telah menjalani biduk rumah tangga selama enam tahun.

Pasangan ini lalu dikarunia anak perempuan berinisial I (4).

Sebelum menikah dengan Abdul Malik Aziz, Indria telah dikarunia seorang anak pria berinisial Y (6).

BERITA TERKAIT

Baca: Hari Ini Pimpinan KPK Dipanggil DPR

Asyah menyebut, Abdul Malik Aziz merupakan lulusan S1 Ilmu Komputer dari Universitas di Australia.

Ia sempat bekerja di Amerika Serikat.

Saat karier Abdul Malik Aziz melonjak, Indria masuk dalam kehidupan pribadi sang anak.

"Kenal pas Akbar masih kaya, mempunyai tanah, mobil dan duit. Pas sudah susah, boro-boro dirangkul, diinjek iya. Akbar sudah jatuh, sekarang tidak ada modal. Paling minta sama emak. Sebelumnya, bisnis apa saja dikerjain. Dulu jual-jualan jadi pemborong pas ada duit, tetapi sekarang sudah susah," kata wanita yang memakai baju berwarna biru dan jilbab berwarna cokelat itu.

Indria Kameswari PNS cantik (insert kiri) tewas diduga dibunuh suaminya, AM (insert kiri). Pembunuhan diduga berlatarbelakang sakit hati lantaran sang istri berlaku kasar, arogan dan menyebut suaminya dengan kalimat tak pantas. Hal tersebut berdasarkan isi transkrip pertengkaran yang diduga merupakan pertengkaran keduanya dan berujung maut bagi si wanita.
Indria Kameswari PNS cantik (insert kiri) tewas diduga dibunuh suaminya, AM (insert kiri). Pembunuhan diduga berlatarbelakang sakit hati lantaran sang istri berlaku kasar, arogan dan menyebut suaminya dengan kalimat tak pantas. Hal tersebut berdasarkan isi transkrip pertengkaran yang diduga merupakan pertengkaran keduanya dan berujung maut bagi si wanita. (IST/KOLASE TRIBUNWOW.COM)

Sikap baik dan sopan Indria kepada suami perlahan berubah seiring dengan permasalahan ekonomi yang dialami.

Asyah mengaku anaknya kerap mendapatkan perlakuan kasar dari istrinya. Perbuatan kasar, seperti pemukulan dan diludahi pun pernah dialami.

Hal ini karena AM tidak membelikan rumah maupun mobil, seperti permintaan Indria.

Pada awalnya, pihak keluarga merasa tidak percaya, namun AM beberapa kali sempat mengadukan permasalahan ini.

Bahkan, AM mempunyai barang bukti berupa rekaman perkataan kasar dari istrinya.

"Iya, kelihatan kalau depan Emak ya baik, awalnya, tetapi belakangan pernah juga di depan Emak teriak-teriak minta cerai-cerai. Sudah tidak dihargai Akbar. Iya emak bilang kalau kamu deman (cinta), ya banyak sabar," ungkap Asyah sambil terisak-isak histeris.

Derita Sakit
Hanya kecintaan AM kepada Indria yang membuatnya mempertahankan biduk rumah tangga.

Tak hanya cobaan menjalani rumah tangga saja yang dialami ayah dua orang anak itu. Dua tahun terakhir, dia menderita sakit.

AM diduga mengalami gangguan psikis yang disinyalir karena KDRT.

Di suatu kesempatan, Asyah, sempat menemukan surat keterangan yang menyatakan anaknya pernah berobat ke ahli jiwa.

"Akbar tidak mau cerai. Katanya Akbar tidak mau susah. Penyakit sudah banyak. Muka anak emak juga rusak, digaruk-garuk gatel, keluar darah. Emak tidak mengerti itu kenapa, mungkin karena tekanan jiwa," ujarnya seraya berharap AM bertanggung jawab atas perbuatannya.

"Semoga anak emak bertanggungjawab dengan apa yang diperbuat karena tidak nurut orang tua. Itu akibatnya. Emak minta ini sesuai dengan hukum. Nanti kan mungkin ada pertimbangan-pertimbangan," harapnya.

Abdul Malik Aziz merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dari pasangan suami-istri, Abdul Aziz Ali dan Asyah.

Dia dibesarkan di sebuah rumah mewah di Jalan Warakas 1 Gang 2 Nomor 9 RT/RW 009/02, Kelurahan Warakas, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Asyah (67), ibu kandung dari Abdul Malik Aziz alias Muhammad Akbar alias AM.
Asyah (67), ibu kandung dari Abdul Malik Aziz alias Muhammad Akbar alias AM. (Tribunnews.com/Glery Lazuardi)

Tempat tinggal itu tergolong mewah karena menempati tanah seluas 590 berlantai dua.

Di tempat parkir terpakir mobil Kijang berpelat nomor B 1459 YH dan sejumlah sepeda motor, di antaranya Honda Verza 150 cc.

Selain itu, di lantai dua rumah tersebut ada beberapa peralatan olahraga.

"Itu yang rumahnya paling besar di wilayah ini," kata salah seorang warga.

Namun, keluarga Abdul Aziz tersebut tertutup dan jarang bersosialisasi dengan warga. Warga mengenal kepala keluarga itu sebagai sosok yang temperamental.

"Jangankan gaul, sedekah saja jarang. Lewat-lewat begitu saja tidak ada hormat-hormatnya. Suka teriak-teriak dia berantem sampai dilihatin orang," tambah seorang warga yang enggan disebutkan namanya. (tribunnews/gle)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas