Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nenek Kelaparan di Atas Genteng, Bajunya Basah Kuyup, Celengannya Hanyut Diseret Banjir

Bahkan, di lokasi pengungsian sejak Senin malam, ia juga tidak makan. Padahal, ia harus menyusui sang buah hati.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Nenek Kelaparan di Atas Genteng, Bajunya Basah Kuyup, Celengannya Hanyut Diseret Banjir
Warta Kota
Petugas DPKP sedang mengevakuasi warga yang sakit di Jalan Masjid Al-Makmur RT 17 RW 07, Gang Buntu, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. 

Jelang tengah malam, Neneng dan para tetangga dikejutkan dengan teriakan bahwa permukaan Ciliwung kembali naik. Tumpahan air makin membuat kampung Neneng tenggelam.

Berada di gang buntu, tak mungkin bagi Neneng dan tetangganya menyelamatkan diri melawan arus yang deras.

Mereka memutuskan naik ke atas genteng. Selama berjam-jam mereka menahan dingin di sana.

"Sampai akhirnya ada tim yang datang bawa perahu. Kami sembilan orang turun satu per satu dibawa ke lokasi pengungsian," ungkap Neneng.

Derita Neneng tak habis di sana. Janda satu anak ini bersama sejumlah pengungsi lain ternyata tidak kebagian jatah makan di pengungsian.

Baca: Cerita Warga Srengseng Sawah Detik-Detik Air Banjir Genangi Rumah

Neneng bilang, saat meminta makanan, seorang petugas malah menyalahkan dia kenapa tidak mengungsi lebih awal. Neneng pun menahan lapar hingga Selasa pagi.

Berita Rekomendasi

"Seharian saya tidak makan. Lapar sekali. Apalagi baju yang saya pakai basah, ini sampai kering lagi. Baru tadi pagi dapat makanan," terangnya.

"Yang paling sedih, uang tabungan saya hanyut kebawa banjir. Saya tidak punya uang lagi sekarang," imbuhnya.

Banjir yang melanda kawasan Pejaten Timur menggenangi sejumlah wilayah di RT 16, 17/07, RT 05/08 dan RT 11/06. Ketinggian air pada puncaknya sampai hampir tiga meter.

Ratusan warga masih bertahan di lokasi pengungsian, yakni di Masjid Al Makmur, Pejaten Timur, Pasar Minggu, hingga Selasa siang, lantaran perkampungan mereka masih tergenang luapan Sungai Ciliwung.

Di lokasi pengungsian itu, seorang perempuan tampak murung. Ia duduk bersandar dengan memangku seorang bayi lelaki.

Ia mengaku bernama Dahlia (33), tetangga Neneng. Rupaya semalam ia juga ikut naik ke genteng bersama buah hatinya, saat arus deras tiba-tiba menerjang perkampungan.

"Ya susah dijelaskan. Semalam perjuangannya mati-matian. Yang saya pikirkan ini anak saya. Kalau harta benda biarin pada hilang," katanya lesu.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas