Eny Sulistyowati Kembali Dukung Pementasan Seni Wayang Orang Bertajuk “Trisara Tinayuh.”
Eny Sulistyowati SPd, SE, MM, kembali mendukung pementasan seni Wayang Orang (WO) bertajuk “Trisara Tinayuh.”
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di awal tahun 2018 ini, seniman sekaligus pengusaha muda, Eny Sulistyowati SPd, SE, MM, kembali mendukung pementasan seni Wayang Orang (WO) bertajuk “Trisara Tinayuh.”
Apresiasi seni yang menjadi program reguler Teater Wayang Indonesia (TWI) ini, akan digelar di Gedung Pewayangan Teater Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu, (04/03/2018) mendatang.
Selaku Kepala Bidang Humas SENA WANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia), Eny Sulistyowati, menyampaikan, pergelaran ini melibatkan sebagian besar tim kreatif dan pemain dari kelompok seni Wayang Orang (WO) Sriwedari dari Solo, dan para seniman alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
“Tidak kurang dari 150 seniman, dari mulai tim kreatif, Dalang, Sutradara, aktor dan aktris panggung, Pengrawit (Pemusik), Swarawati (penyanyi), dan pendukung lainnya, terlibat dalam pementasan ini. Sebagian besar dari pengisi acara ini adalah para seniman panggung dari kelompok seni Wayang Orang (WO) Sriwedari,” ungkap Eny Sulistyowati, Selasa (13/2/2018).
Tidak setiap orang mampu memadukan usaha yang dapat mendulang sukses. Tetapi Eny Sulistyowati berhasil memfokuskan energinya pada pekerjaan (bisnis), sekaligus menjadi orang yang gila-gilaan beraktivitas di bidang kesenian.
Sebagai penggiat seni, Eny Sulistyowati, juga terlibat peran dalam pementasan yang disutradarai Agus Prasetyo S.Sn, ini.
“Saya akan memerankan tokoh Dewi Sembadra,” jelas Pendiri Rumah Seni Tri Ardhika Production ini.
Dewi Sembadra dalam tradisi pewayangan Jawa merupakan salah satu tokoh penting dalam Wiracarita Mahabharata, kisah epik Hindu.
“Ia juga dikenal sebagai seorang putri anggun, lembut, tenang, setia dan patuh pada suaminya. Ia merupakan sosok ideal priyayi putri Jawa,” kata Eny.
Naskah lakon “Trisara Tinayuh” ditulis Billy Aldy Kusuma, S.Sn. Bertindak sebagai Sutradara Agus Prasetyo, S.Sn, dan Dalang Heri Karyanto, S.Sn. Tari digarap oleh tiga koreografer, Mahesani Tunjung Seto, S.Sn, Sanggita Setiaji Widyadarma, S.Sn, dan Noviana Eka Pertiwi, S.Sn.
Penata Karawitan, Pujiono, S.Sn, dan Nanang Dwi Purnama, S.Sn. Sinden/Swarawati, Dwi Rahayu, Dini Sekarwati, dan Sri Sekar Rabulla, S.Sn. Tata Panggung dipercayakan pada Heri Noviantono, Akbar Nur Alamsyah, Minaryo, dan Bambang Wijanarko.
“Trisara Tinayuh” menceritakan sosok Arjuna Ksatria, lelananging jagad yang menyandang tiga pusaka utama; Pasopati, Pulanggeni, dan Sarotama.
Ketiga pusaka inilah yang menjadi kekuatan ‘Jatidiri’, ‘Kebijaksanaan,’ dan ‘Keteguhan’ bagi dirinya dalam mengemban amanah ‘Memayu Hayuning Bawana’ (nilai luhur kehidupan). Namun saat Arjuna mencapai titik kemuliaannya ia lupa diri.
Hal ini yang membuat Prabu Kondho Buwono dendam kesumat. Kemudian ia berupaya menghancurkan Kesatria Madukara. Puncaknya, suatu hari ketiga pusaka raib, Arjuna justru menimpakan masalah ini kepada orang-orang di sekelilingnya.
Pergelaran “Trisara Tinayuh” ini diproduksi oleh Dinas Kebudayaan Surakarta Jawa Tengah bekerjasama dengan Teater Wayang Indonesia, Tri Ardhika Production, Yayasan Kertagama, Bank BCA, dan PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Persero.