Kisah Karmila, Saksi Hidup Penumpang Bus Premium Passion di Laka Maut Tanjakan Emen
"Saya sudah tahu bus oleng ke kanan dan ke kiri. Waktu itu saya berdiri dan bisa melihat dengan jelas ada sepeda motor yang menyalip."
Penulis: Gita Irawan
Editor: Choirul Arifin
Ia merasa aneh dengan hal itu. Ketika laju bus tersebut berjalan semakin kencang dan oleng, ia merasa ada sesuatu yang tidak beres.
"Bus itu sempet jalan lambat banget sebelum turunan. Tapi pas diturunan bus itu makin kenceng dan oleng, akhirnya Brak!" ungkap Milla.
Usai kecelakaan nahas tersebut, Mila sempat mendengar rumor bahwa supir bus tersebut bukanlah supir yang membawanya dari awal perjalanan. Ia mendengar itu dari korban selamat lainnya.
Apa yang ia tahu hanyalah bus itu disewa oleh panitia. Meski duduk di bangku ketiga dari depan sisi kanan kabin, ia tidak begitu yakin bahwa ada pergantian supir ketika itu.
"Saya denger rumornya kalo supirnya ganti. Mungkin karena supirnya udah ngerasa busnya nggak enak dibawa. Ya namanya perempuan, nggak ngeh yang gitu-gitu pas di bus," ungkap Mila.
Suami Mila, Zaelani (47) juga sudah merasakan keanehan dengan bus itu ketika mengantar istrinya menuju bus. Ia bahkan sempat bertanya kepada seorang panitia perihal kondisi bus nahas asal Bogor, tersebut.
"Bus apaan nih? Kok tumben gini?" ungkap Zaelani mengingat percakapan pagi itu.
Namun ia tidak menerangkan jawaban dari orang yang ia tanya. Ia mengaku tidak ada firasat apa pun perihal kecelakaan yang menimpa istrinya itu. Ketika kejadian ia hanya tahu bahwa ia harus segera menemui istrinya.
Ia berangkat dengan mobil setelah mendengar kabar dari penumpang bus rombongan lain. Ia sempat datang ke RSUD Subang, namun ia tak menemui istrinya. Setelah itu ia menuju rumah sakit di Lembang, namun ia juga tak menjumpai istribya di sana.
Hampir tengah malam, akhirnya ia baru menemukan istrinya di sebuah masjid dekat poliklinik tempat istrinya dirawat.