Di Tengah Pesatnya Perkembangan Teknologi, Lukisan Tetap Jadi Media Penyampai Pesan
Lukisan memiliki fungsi dasar dan penting yakni bukan untuk menggambarkan dunia, tetapi untuk menenun dunia
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lukisan berfungsi sebagai media ekspresif untuk memandang dunia.
Lewat lukisan, orang mengungkapkan eskpresi visi dan harapan mereka terhadap kondisi yang terjadi.
Lukisan juga merupakan salah satu media dalam seni dan di tengah-tengah perkembangan teknologi yang pesat, lukisan tetap menjadi media yang relevan dengan pesan-pesannya.
“Kalau dulu kita melihat lukisan di museum untuk mempelajari sejarah sekarang kita bisa melihat lukisan sebagai cara untuk memandang masa depan,” kata Associate Vice President Human Capital Development PT Kao Indonesia, Pratomo P Aritedjo saat ditemui dalam acara the 8th Kao International Environment Painting Contest for Children dan Anak Kao di Jakarta.
Pernyataan Pratomo pun diamini oleh Komikus sekaligus Pencipta Komik Strip untuk Umum (KOSTUM) Haryadhi.
“Ketika anak-anak ini melukis, baik dari pengamatan atau ingatan, mereka diajak untuk berhubungan dengan apa yang dilihat dan dirasakan,” kata Haryadhi.
Lukisan memiliki fungsi dasar dan penting yakni bukan untuk menggambarkan dunia, tapi juga menenun dunia.
Baca: Wow, Indah Banget! Tanaman Padi di Jepang Ini Jadi Media Seni Mengagumkan, Seperti Lukisan
“Lebih tepatnya, untuk membuat dan memperlihatkan tenunan yang sebenarnya sudah ada. Lewat lukisan anak-anak, mereka diajak untuk menciptakan dunia yang lebih baik yaitu dunia yang hijau dan bersih,” katanya.
Berbagai fakta ini, Kao mengajak anak-anak Indonesia untuk melukis tentang harapan dunia yang yang lebih baik mengusung tema Eco Together.
“Anak-anak diajak untuk aktif menjadi agen perubahan yang mampu mendorong teman-teman, keluarga, serta orang terdekat di sekitar mereka lewat ide-ide dalam menciptakan lingkungan bersih, sehat dan ramah,” katanya.
Dalam Lomba Melukis Lingkungan Kao untuk Anak-anak Kedelapan dari Indonesia, ada dua anak Indonesia yang mendapatkan penghargaan ‘Eco Friend Prize’ yakni Viola Arielle Suliandy (13 tahun), dengan karya berjudul “Alam Menyelamatkan Dirinya Sendiri Melalui Tangan Kita dan I Wayan Amerta Nur Pradnyana (15 tahun), dengan karya berjudul Reuse.
Partisipasi dan antusiasme anak-anak Indonesia dalam ajang ini dibuktikan dengan merebut dua gelar juara di Lomba Melukis Lingkungan Kao untuk Anak-anak yang ke-8.
“Indonesia juga tercatat sebagai negara dengan pengirim karya terbanyak dengan angka 3.703 di acara yang rutin diadakan setiap tahun sejak 2010,” katanya.
Selain dari kategori individu yaitu Planet Earth Grand Prix, Kao Prize dan Eco Friend Prize, ada pula kategori Group Prize.
Untuk kategori Group Prize, 3 dari 5 dari total pemenang Group Prize adalah perwakilan dari Indonesia yakni MTs Negeri 1 Pasuruan, Indonesia, dengan 907 karya, SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Indonesia, dengan 434 karya, dan SMPN 2 Bangil Pasuruan, Indonesia, dengan 425 karya.
Kao Indonesia juga mengumumkan kelanjutan kerja sama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) lewat program Anak KAO.
Program Anak KAO bertujuan untuk mendidik anak menjadi semakin Kreatif dalam menemukan cara menjaga kebersihan lingkungan.
Aktif berperan dalam perilaku sehari-hari yang ramah terhadap kebersihan lingkungan, sehingga Optimis menatap masa depan dengan lingkungan yang jauh lebih baik.