Tersangka Pembunuh Satu Keluarga di Bekasi Dikenal Warga Kurang Bergaul
Haris Simamora tersangka kasus pembunuhan keluarga Diperum Nainggolan di Bekasi dikenal warga sebagai sosok yang kurang bergaul.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga mengenal Haris Simamora sebagai sosok yang kurang begaul.
Haris Simamora kini berstatus tersangka kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi yang menewaskan Diperum Nainggolan (38), Maya Ambarita (37), Sarah Nainggolan (9), dan Arya Nainggolan (7).
Haris Simamora menurut warga pernah mengelola Toko Sanjaya milik keluarga Diperum dan Maya.
Baca: Dua Hari Pelarian Tersangka Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Titip Mobil Berakhir di Kaki Gunung
Mastaufik, warga sekaligus petugas kemanan Sekolah Nasional Satu, menilai Haris Simamora jarang bersosialisasi dengan warga setempat.
Pelaku selalu berada di dalam rumah.
Namun, Mastaufik mengaku kerap bertegur sapa dengan Haris Simamora.
Baca: HS Jadi Tersangka Pembunuhan Keluarga di Bekasi, Temuan Uang Rp 4 Juta hingga Bercak Darah
"Dia selalu di dalam. Sosialisasinya kurang, paling menyapa kalau sekadar saja. Enggak kaya almarhum, kalau almarhum (Diperum) baiknya enggak bisa dinilai. Baikan almarhum,” ucap Mastaufik, Jumat (16/11/2018).
Sejak dikelola keluarga Diperum, kondisi Toko Sanjaya nampak lebih ramai dan maju.
Hal itu terlihat dari semakin seringnya aktivitas lalu lalang orang yang belanja dan stok barang yang datang dengan menggunakan mobil pick up.
"Kebetulan saya kan tugas deket sama toko itu tiap hari juga pasti ngeliat dari mulai buka warung, sampe sore, tapi emang warung buka sampe malem," jelas dia.
Baca: Haris Simamora, Pembunuh Satu Keluarga di Bekasi Beraksi Seorang Diri
Salim, tetangga yang tinggal di depan lokasi kejadian mengatakan, sempat mengenal Haris Simamora ketika mengelola toko.
Setahu dia, tersangka mengelola toko sejak 2014.
"Karena waktu awal itu dia (Haris) yang jaga, kalau kepemilikan saya kurang paham itu toko punya siapa. Nah pas ke sini sekitar tahun 2016 itu mulai keluarga (Diperum) yang pegang," jelas Salim.