Dari Ribuan Korban Banjir di Kramat Jati Jakarta Timur, Hanya 307 Warga yang Mengungsi
Sebanyak 307 warga dari Kelurahan Cililitan dan Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati yang terdampak banjir luapan Kali Ciliwung mengungsi.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banjir Jakarta mengakibatkan ribuan korban. Sayangnya tidak semua mau ditampung di lokasi pengungsian.
Sebanyak 307 warga dari Kelurahan Cililitan dan Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati yang terdampak banjir luapan Kali Ciliwung mengungsi ke Universitas Binawan di Jalan Raya Kalibata.
Ketua Skuad Penanggulangan Bencana Indonesia Relawan DKI, Bait mengatakan jumlah tersebut hanya segelintir dari total ribuan warga yang rumahnya sempat terdampak banjir dengan kedalaman sekira dua meter.
"Kalau total warga yang terdampak banjir memang ribuan, tapi kan enggak semuanya mau mengungsi. Ada juga yang mengungsi di dekat Masjid dan ke rumah warga yang lebih tinggi," kata Bait di Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (26/4/2019).
Bait menuturkan kendala terbesar dalam proses evakuasi bukan karena kekurangan personel atau perahu rakit, melainkan sikap warga yang enggan mengungsi.
Meski sudah dibujuk, sejumlah warga tetap enggan mengungsi lantaran sudah terbiasa menghadapi banjir selama puluhan tahun dengan ketinggian satu hingga tujuh meter.
"Biar sudah 'dipaksa' juga tetap enggak mau. Kalau mereka enggak mau mengungsi tapi tetap kita minta kan namanya memaksa. Tapi tetap saja banyak yang enggak mau mengungsi, baru pas air makin tinggi mereka mengungsi," ujarnya.
Selain tenda yang didirikan Suku Dinas Sosial Jakarta Timur, warga mengungsi ke Musala Universitas Binawan yang sejak lama dijadikan tempat pengungsian bagi warga terdampak banjir.
Bila nantinya jumlah pengungsi bertambah, Bait menyebut Suku Dinas Sosial bakal mendirikan tenda tambahan di lapangan parkir kampus.
Dari 307 pengungsi di Universitas Binawan, tercatat satu bayi usia dua minggu membutuhkan perhatian khusus di pengungsian.
"Untuk logistik pengungsi masih cukup. Makanan instan, biskuit, dan seperangkat lengkap keperluan bayi. Dari Universitas Binawan juga membantu untuk logistik," tuturnya.
Baca: Anies Cerita Kisah Tragis Imas, Pemulung yang Tewas Terseret Banjir Saat Hendak Mengambil Termos
Bait menyebut di Jakarta Timur, Kecamatan Kramat Jati dan Kecamatan Jatinegara merupakan wilayah terparah lantaran warganya terdampak banjir imbas luapan Kali Ciliwung.
Di Kecamatan Kramat Jati, permukiman warga yang terdampak berada di Kelurahan Balekambang, Cililitan, dan Cawang.
Sedangkan di Kecamatan Jatinegara, warga yang terdampak berada di wilayah Kelurahan Kampung Melayu dan Kelurahan Bidara Cina.
Baca: Banjir Terjang Jakarta, Tagar AniesDimana Sempat Merajai Trending Topic
"Total warga yang terdampak banjir di Jakarta Timur sekitar 5 ribu warga. Tapi warga yang memilih diam di rumah juga tetap dapat logistik bantuan, karena mereka kan butuh makanan juga," Lanjut Bait.
Di posko pengungsian Universitas Binawan, Suku Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Jakarta Timur juga menyediakan empat toilet portabel yang ditempatkan di lapangan kampus.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Indra Setiawan mengatakan pihaknya fokus menjaga kebersihan di lingkungan pengungsian untuk mencegah warga terjangkit penyakit.
"Yang diutamakan usia rawan dan warga yang rentan. Usia rawan mulai dari bayi, balita dan lansia. Kalau masyarakat yang rentan itu ibu hamil dan memiliki penyakit kronis," ucap Indra.
(TribunJakarta.com/Bima Putra)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Rumahnya Direndam Banjir, Warga Kramat Jati Menolak Mengungsi,
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.