Takdirkah Jika Sejak Lahir Jakarta Selalu Akrab dengan Banjir Kiriman? Simak Faktanya Dari Zaman VOC
Jakarta lagi-lagi 'diselimuti' banjir yang memang hadir bak pencuri, datang sewaktu-waktu tanpa permisi.Takdirkah ini?
Editor: Anita K Wardhani
Itu semua menyebabkan berkurangnya fungsi tanah sebagai resapan air atau daerah imbuh air (recharge area).
Artinya, setiap hujan yang jatuh di kawasan itu (biasa disebut hujan lokal) sebagian besar tidak meresap ke dalam tanah, tetapi mengalir sebagai limpasan (runoff), dan akan mengisi dan memperbesar debit saluran atau aliran sungai.
Belum lagi adanya bangunan atau gubuk liar di bantaran yang menjorok ke sungai, akan mengurangi kapasitas sungai.
Namun, dalam perjalanannya sebelum masuk ke saluran drainase, sungai-sungai, dan akhirnya masuk ke laut, limpasan itu akan menggenangi jalan-jalan lebih dulu.
Kalau alirannya lancar, tidak terlalu menjadi soal. Kalau terhambat lumpur atau kotoran lainnya sebelum masuk saluran di tepi jalan, genangan akan lama surutnya.
Akibatnya, jalanan jadi macet, apalagi kalau air genangan sudah mencapai 20 – 40 cm dalamnya. Kalau sudah begini, para tukang dorong kendaraan bermotor pun ketiban rezeki.
(Majalah Intisari/Ade)