Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Takdirkah Jika Sejak Lahir Jakarta Selalu Akrab dengan Banjir Kiriman? Simak Faktanya Dari Zaman VOC

Jakarta lagi-lagi 'diselimuti' banjir yang memang hadir bak pencuri, datang sewaktu-waktu tanpa permisi.Takdirkah ini?

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Takdirkah Jika Sejak Lahir Jakarta Selalu Akrab dengan Banjir Kiriman? Simak Faktanya Dari Zaman VOC
Alex Suban/Alex Suban
Kendaraan merayap melintasi Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, yang terendam banjir akibat luapan Sungai Ciliwung, Jumat (26/4/2019). Jalan Jatinegara Barat sempat ditutup dan kendaraan mobil dari arah Terminal Kampung Melayu dibelokkan ke Jalan Jatinegara Barat 1 karena banjir sempat meninggi. Warta Kota/Alex Suban 

Itu semua menyebabkan berkurangnya fungsi tanah sebagai resapan air atau daerah imbuh air (recharge area).

Artinya, setiap hujan yang jatuh di kawasan itu (biasa disebut hujan lokal) sebagian besar tidak meresap ke dalam tanah, tetapi mengalir sebagai limpasan (runoff), dan akan mengisi dan memperbesar debit saluran atau aliran sungai.

Petugas Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta saat membersihkan tumpukkan sampah yang tersangkut di aliran Sungai Ciliwung Kampung Melayu, Jakarta Selatan, Selasa (8/1/2019). Sampah-sampah yang tersangkut tersebut adalah bambu, pohon-pohon, sampah plastik dan styrofoam yang merupakan akibat curah hujan yang mengguyur Jabodetabek.(Tribunnews/Jeprima)
Petugas Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta saat membersihkan tumpukkan sampah yang tersangkut di aliran Sungai Ciliwung Kampung Melayu, Jakarta Selatan, Selasa (8/1/2019). Sampah-sampah yang tersangkut tersebut adalah bambu, pohon-pohon, sampah plastik dan styrofoam yang merupakan akibat curah hujan yang mengguyur Jabodetabek.(Tribunnews/Jeprima) (Tribunnews/JEPRIMA)

Belum lagi adanya bangunan atau gubuk liar di bantaran yang menjorok ke sungai, akan mengurangi kapasitas sungai.

Namun, dalam perjalanannya sebelum masuk ke saluran drainase, sungai-sungai, dan akhirnya masuk ke laut, limpasan itu akan menggenangi jalan-jalan lebih dulu.

Kalau alirannya lancar, tidak terlalu menjadi soal. Kalau terhambat lumpur atau kotoran lainnya sebelum masuk saluran di tepi jalan, genangan akan lama surutnya.

Akibatnya, jalanan jadi macet, apalagi kalau air genangan sudah mencapai 20 – 40 cm dalamnya. Kalau sudah begini, para tukang dorong kendaraan bermotor pun ketiban rezeki.
(Majalah Intisari/Ade)

Berita Rekomendasi
Sumber: Intisari
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas