Anak Petugas KPPS yang Meninggal Meminta Kematian Ayahnya Tak Dipolitisir
"Saya dan keluarga sudah menerima kematian orang tua saya karena memang sudah takdir," ujarnya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
"Sebelumnya juga sudah beberapa kali berobat," kata Suadah.
Isak tangis makin pecah saat Herry berbincang dengan putri almarhum, Siti Mamas.
Siti, begitu ia disapa, menceritakan kesedihanya karena teringat janji sang ayah untuk melunasi biaya penebusan ijazah yang sudah satu tahun tertahan di sekolah.
Namun, kata Siti, belum sempat melunasi biaya ijazah, sang ayah telah berpulang.
"Ijazah belum diambil, tidak bisa melamar kerja," ungkap Siti Mamas sambil menangis.
Mendengar penuturan putri almarhum, Herry kemudian memberikan bantuan agar untuk menebus ijazah.
Herry bahkan menawari Siti Mamas untuk menjadi anggota polwan.
Penawaran itu, kata Herry, untuk menguatkan dan memotivasi keluarga terutama putri almarhum.
"Segera tebus ijazahnya, kalau nilainya bagus, daftar jadi polwan," ujar Herry.
Herry mengatakan, sudah memberikan nomor telepon selulernya ke keluarga almarhum.
Baca: Polisi Akan Periksa Dokter Ani Hasibuan Terkait Polemik Kematian Ratusan Petugas KPPS
Ia meminta, saat ijazah sudah diambil, difoto kemudian dikirimkan kepadanya.
"Foto ijazah kirim ke saya, saya berharap nilainya bagus, akan kami bantu daftar jadi polwan," ucapnya
Penulis : Andika Panduwinata
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul : Putri dari Anggota KPPS di Legok yang Meninggal Minta Kematian Ayahnya Tidak Dipolitisasi