Kosgoro 1957 DKI Solid Dukung Airlangga, Tolak Agenda Munalsub Golkar
PDK Kosgoro 1957 Provinsi DKI Jakarta mendukung penuh kepemimpinan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PDK Kosgoro 1957 Provinsi DKI Jakarta mendukung penuh kepemimpinan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Satu tahun memimpin dari hasil Munaslub pada Desember 2017, Partai Golkar mampu bertahan menjadi pemenang kedua Pileg 2019 sekaligus sukses menghantarkan pasangan capres nomor urut 01, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin sebagai pemenang pada Pilpres 2019.
Hal itu ditegaskan Ketua Bidang Organisasi PDK Kosgoro 1957, Laras Susiyanto kepada wartawan di Jakarta, Selasa (28/5/2019).
"Pemilu 2019, Golkar dibawah kepemimpin Pak Airlangga sukses menghantarkan Pak Jokowi menjadi presiden untuk kedua kalinya. Di Pileg, Pak Airlangga juga mampu membuat Golkar bertahan pada posisi runner up, walaupun hanya beberapa bulan saja memimpin Golkar setelah menerima estafet kepemimpinan dari Setya Novanto yang terlibat masalah hukum," ujarnya.
Baca: Golkar Ajukan 54 Gugatan Sengketa Pileg Ke MK
Laras menjelaskan di awal hampir semua lembaga survei memprediksi Partai Golkar akan mengalami penurunan dahsyat di Pemilu 2019.
Diperkirakan, Partai Golkar hanya akan meraih enam persen kursi DPR RI.
"Namun, beliau (Airlangga) membawa sampai ke 14, hampir 15 persen. Kami pikir ini pencapaian yang luar biasa. Dalam kondisi yang kurang baik terkait adanya kader Golkar yang tersangkut masalah hukum, Golkar tetap mampu memperoleh 85 kursi parlemen urutan kedua setelah PDIP. Mungkin saja, bila Golkar memiliki capres atau cawapres dari internal sendiri tentu capaian Golkar akan menjadi the winner," ujarnya.
Terkat adanya rumors DPD ingin mendorong pelaksanaan Munaslub, Kosgoro 1957 meyakini DPD Partai Golkar DKI beserta 6 tingkat II DKI solid mendukung Airlangga Hartarto hingga selesai masa jabatannya.
Laras juga berpandangan tidak ada urgensinya untuk dilaksanakan Munaslub, apalagi masa bakti kepengurusan DPP Partai Golkartinggal beberapa bulan saja.
"Demi terciptanya suasana yang kondusif di Partai Golkar dan untuk menghindari perpecahan, maka beri kesempatan Ketum Golkar menyelesaikan agenda-agenda politik Partai Golkar pasca Pemilu 2019," tegasnya.