Warga Dengar Tangisan Tengah Malam dari Rumah Mewah Bekas Pembunuhan Satu Keluarga di Pulomas
Pada Desember 2016 lalu masyarakat digegerkan dengan pemberitaan penyekapan di rumah mewah milik arsitek yang memiliki perusahaan properti itu.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjadi lokasi bekas perampokan dan pembunuhan, rumah mewah milik Dodi Triono di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Pulogadung, Jakarta Timur menyisakan kisah misteri bagi warga sekitar.
Pada Desember 2016 lalu masyarakat digegerkan dengan pemberitaan penyekapan di rumah mewah milik arsitek yang memiliki perusahaan properti itu.
Sebanyak 11 orang mengalami penyekapan di kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter.
Peristiwa itu mengakibatkan enam orang meninggal dunia termasuk Dodi dan kedua putrinya.
Baca: Rumah Lokasi Pembunuhan Sadis di Pulomas Sudah Terjual Tetapi Belum Ditempati
Baca: Rumah Mewah Dodi Triono Korban Pembunuhan di Pulomas Akhirnya Terjual, Siapa Pembelinya?
Rupanya, pascakejadian tersebut beberapa warga mengalami hal ganjil seperti mendengar jeritan dan tangisan.
"Saya diceritakan pembantu di sini tiap kali kerja. Mereka bilang tiap tengah malam dengar suara jeritan dan tangisan. Dan, itu sering katanya," ujar Mutasir (68), tukang kebun sebelah rumah tersebut, Selasa (18/6/2019).
Ia melanjutkan, selang beberapa tahun kejadian tersebut mulai jarang dirasakan oleh para pembantu.
Baca: Dul Jaelani Tak Diberi Uang Jajan Ayah Tirinya, Anak Maia Estianty Ini Hormati Prinsip Irwan Mussry
Mereka sudah merasa biasa saja ketika sesekali mendengar hal tersebut.
"Tapi alhamdulillah sekarang sudah jarang dengar lagi kata mereka. Kalau dengar ya udah biasa saja. Namanya musibah, kita doakan saja semoga almarhum dan almarhumah di tempatkan di tempat terbaik," sambungnya.
Tak hanya jeritan dan tangisan, seorang ojek online juga pernah mengantarkan pesanan makanan ke rumah tersebut pascakejadian.
Hal ini diungkapkan oleh Sekertariat RW 14, Warjo kepada TribunJakarta.com.
"Waktu itu malahan ada ojol yang bawa pesanan makanan dan sudah teriak tapi tak ada jawaban. Kemudian dia ke sini (pos satpam), tanya ke kita pemilik rumah itu. Kita ceritakan kalau rumah tersebut sudah tidak ada pemiliknya dan kita ceritakan kejadiannya. Rupanya dia tidak tahu. Ya, kita enggak tahu dia diorder sama siapa, orang iseng atau bukan," jelasnya.
Baik Mahmud maupun Warjo, keduanya menjelaskan kondisi rumah selama ini tetap terjaga dan terawat meskipun belum dihuni atau ditinggali.