Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Dengar Tangisan Tengah Malam dari Rumah Mewah Bekas Pembunuhan Satu Keluarga di Pulomas

Pada Desember 2016 lalu masyarakat digegerkan dengan pemberitaan penyekapan di rumah mewah milik arsitek yang memiliki perusahaan properti itu.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Warga Dengar Tangisan Tengah Malam dari Rumah Mewah Bekas Pembunuhan Satu Keluarga di Pulomas
(Kompas/Akhdi martin pratama)
Perampokan dan pembunuhan di Rumah nomor 7A, Pulomas, Jakarta Timur pada Selasa (27/12/2016). 

Keluarga Ir Dodi Triono jadi korban perampokan di rumah mewahnya berada di kawasan Pulomas Utara, Kayu Putih

Kejadian yang terjadi pada tahun 2016 tepatnya di tanggal 26 desember menewarkan 6 orang dari total 11 orang disekap.

Para perampok dengan tega 'menyekap' para korban di sebuah kamar mandi kecil di dalam rumah tersebut hingga tewas.

Pascakejadian sadis tersebut, rumah mewah milik Almarhum keluarga Dodi Triono lantas coba dijual.

Namun tak semudah itu, rumah bekas lokasi pembunuhan tersebut santer diisukan berhantu dan angker.

Lalu bagaimana nasib rumah tersebut pasca 3 tahun kejadian tersebut ?

Usut punya usut rumah mewah keluarga Dodi Triono ternyata sudah dibeli oleh seseorang.

Berita Rekomendasi

Hal ini diketahui dari cerita seorang penjual rumah mewah bernama Aldri Karmani.

Aldri Karmani merupakan marketing Century 21 yang juga kenalan dekat keluarga Dodi Triono.

Dilansir dari akun channel youtube Century 21, Aldri mengisahkan perjuangam menjual rumah tersebut.

Butuh 1.5 tahun bagi Aldri untuk bisa mencari pembeli yang mau membeli rumah mewah tersebut.

• Tak Kunjung Laku Dijual, Begini Kondisi Rumah Pembunuhan Sadis Satu Keluarga di Pulomas

Dalam pengakuan Aldri menyebut kesulitan menjual rumah tersebut lantaran kisah dibaliknya.

Bahkan disebutkan Aldri beberapa pembeli sempat menyebut rumah setan.

"Pembeli bilang rumah setan, tapi pas mau beli malah mau dijual lagi, mereka bukan takut tapi cari untung," jelasnya.

Selama berupaya menjual rumah tersebut, Aldri mengaku menerangkan secara detil isi rumah tersebut.

Tak terkecuali dengan lokasi bekas pembunuhan keluarga Dodi Triono turut diperlihatkan.

"Kami liatin semuanya ruang demi ruang, tempat kejadian semua kita liatin," ujar Aldri.

Syukurnya ada seorang pembeli yang berniat membeli rumah tersebut, si pembeli lantas mengunjungi lokasi pada september 2018.

Lalu datang kembali pada desember 2018, kemudian pada 2019 deal untuk membeli.

Pada bulan Februari 2019 kasih tanda jadi dan bulan Maret penyerahan akte jual beli.

"Proses makan waktu 6 bulan, alhamdulilah si pembeli tidak merasa rumah ini rumah angker," terangnya.

Soalnya si pembeli memiliki pemikiran jika orang yang sudah meninggal tidak akan mengganggu.

"Kebetulan pembeli yang ini tidak ada merasa ketakutan atau apa, kata dia orang yang meninggal akan masuk surga clear, " tuturnya.

Aldi Sendiri tak menyebutkan berapa harga yang disepakai pembeli terhadap rumah tersebut.

Namun diuraikan jika harga jualnya itu baik.

Sempat Dijadikan Lokasi Uji Nyali

Sebelumnya pada Selasa (27/12/2016) Dodi Triono ditemukan pihak polisi sudah tak bernyawa usai disekap selama beberapa jam bersama 10 orang lainnya di dalam kamar mandi dengan hanya seluas 2,5 meter persegi.

Dodi yang merupakan pemenang proyek renovasi Stadion Gelora Bung Karno meninggal bersama dua putri dan dua pembantu serta seorang rekan putrinya tersebut, sementara lima orang lainnya bisa diselamatkan.

Dari empat pelaku pembunuhan sadis tersebut, satu diantaranya, yakni Ramlan Butar-butar tewas saat penyergapan, sementara tiga lainnya berhasil diamankan poleh pihak yang berwajib.

Dua dari tiga tersangka dijatuhi hukuman mati, yakni Ridwan Sitorus alias Ius Pane dan Erwin Situmorang, sementara satu lainnya, yakni Alfin Sinaga dihukum seumur hidup

Usai peristiwa berdarah tersebut, rumah tersebut dijadikan wahana uji nyali sebuah program acara televisi.

Hasilnya, warganet pun protes.

Terlebih lagi, sang pembawa acara mengunggah foto preview uji nyali tersebut dengan di akun instagramnya.

"Tantangan di malam jumat @intensindigo buat melihat dan merasakan apa yg terjadi di rmh almarhum pak Dodi korban perampokan dan pembunuhan sadis yg mengakibatkan satu keluarga meninggal dunia #pembunuhan #perampokan #sadis #rcti," tulisnya.

Emosi warganet semakin terpantik saat putri Dodi Triono sekaligus korban selamat, Zanette Kalila Azaria mengungkapkan kesedihannya.

Ia ingin menyampaikan bahwa rumah tersebut tetaplah tempat ia menemukan kenyamanan dan kehangatan.

"Rumah ini bukan tempat yang menyeramkan seperti kalian saksikan dan bukan tempat "rekreasi" yang kalian bisa kunjungi setiap saat.

Tempat ini merupakan dimana saya mendapat rasa nyaman dan kehangatan yang tidak pernah ada habisanya.

Saya hanya ingin teman-teman tahu, bahwa keluarga saya berpulang ke pangkuan Allah dengan tenang.

Dan saya yakin, mereka tidak ingin menjadi kenangan yang menakutkan, melainkan kenangan indah yang didoakan.

Jadi, mohon sekiranya teman-teman untuk tidak berprasangka buruk terhadap rumah tersebut dan tidak mempercayai berita-berita hoax yang tersebar di internet untuk menghargai mendiang keluarga saya.

Terima kasih.

Salam, Anet dan keluarga."

Tak hanya Anet, istri kedua almarhum Dodi Triono, Almyanda Saphira juga mengungkapkan kekesalannya dengan pemilihan tempat uji nyali itu.

Ia bahkan sempat mempertanyakan apa tujuan memilih tempat itu sebagai lokasi uji nyali.

"Mau uji nyalinya kenapa ngga langsung minta ijin ke dalam saja... langsung berdiam diri di dalam kamar mandi..dalam kegelapan...tanpa udara..ngapain di luar pagar yang banyak orang dan satpam2....terang benderang..bisa nafas enak.. bnr2 bodoh...ngga minta ijin tapi menggambarkan keadaan yg bnr2 ngaco nich program tv..secara aku dan anette...teman2 kk dan Doddy Triono tak jarang sampai malam disana dan nyaman2 saja....maksudnya apa yaa? Jangan sampai karena berita ini kami menempuh jalur hukum...siap2 saja untuk itu..."

Seperti diketahui, pada tanggal 29 Desember 2016, publik dikejutkan dengan berita penyekapan rumah mewah di Pulomas, milik arsitek Dodi Triono.

Dodi Triono adalah seorang arsitek yang kaya raya dan juga memiliki perusahaan properti.

Pelaku menyekap 11 orang di dalam kamar mandi berukuran 1,5 meter X 1,5 meter tanpa ventilasi dan dikunci dari luar.

Korban yang tewas ada 6 orang, dan 5 orang lainnya mengalami luka.

Dalam pengakuan Aldri menyebut kesulitan menjual rumah tersebut lantaran kisah dibaliknya. Bahkan disebutkan Aldri beberapa pembeli sempat menyebut rumah setan.

"Pembeli bilang rumah setan, tapi pas mau beli malah mau dijual lagi, mereka bukan takut tapi cari untung," jelasnya. Selama berupaya menjual rumah tersebut, Aldri mengaku menerangkan secara detil isi rumah tersebut. Tak terkecuali dengan lokasi bekas pembunuhan keluarga Dodi Triono turut diperlihatkan.

"Kita liatin semuanya ruang demi ruang, tempat kejadian semua kita liatin," ujar Aldri.

Syukurnya ada seorang pembeli yang berniat membeli rumah tersebut, si pembeli lantas mengunjungi lokasi pada september 2018. Lalu datang kembali pada desember 2018, kemudian pada 2019 deal untuk membeli.

Pada bulan Februari 2019 kasih tanda jadi dan bulan Maret penyerahan akte jual beli. "Proses makan waktu 6 bulan, alhamdulilah si pembeli tidak merasa rumah ini rumah angker," terangnya.

Soalnya si pembeli memiliki pemikiran jika orang yang sudah meninggal tidak akan mengganggu.

"Kebetulan pembeli yang ini tidak ada merasa ketakutan atau apa, kata dia orang yang meninggal akan masuk surga clear, " tuturnya.

Aldi Sendiri tak menyebutkan berapa harga yang disepakai pembeli terhadap rumah tersebut.

Namun diuraikan jika harga jualnya itu baik.

Sebelumnya pada Selasa (27/12/2016) Dodi Triono ditemukan pihak polisi sudah tak bernyawa usai disekap selama beberapa jam bersama 10 orang lainnya di dalam kamar mandi dengan hanya seluas 2,5 meter persegi.

Dodi ditemukan meninggal bersama dua putri dan dua pembantu serta seorang rekan putrinya tersebut, sementara lima orang lainnya bisa diselamatkan.

Dari empat pelaku pembunuhan sadis tersebut, satu diantaranya, yakni Ramlan Butar-butar tewas saat penyergapan, sementara tiga lainnya berhasil diamankan poleh pihak yang berwajib.

Dua dari tiga tersangka dijatuhi hukuman mati, yakni Ridwan Sitorus alias Ius Pane dan Erwin Situmorang, sementara satu lainnya, yakni Alfin Sinaga dihukum seumur hidup Usai peristiwa berdarah tersebut, rumah tersebut dijadikan wahana uji nyali sebuah program acara televisi.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Jeritan dan Tangisan Saat Tengah Malam di Rumah Mewah Bekas Pembunuhan Satu Keluarga di Pulomas
Penulis: Nur Indah Farrah Audina 

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas