Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tersangka Perampokan Emas 1,6 Miliar di Balaraja Mengaku Belajar dari Youtube

"Aksinya pada saat itu betul-betul atraktif, kita menduga tersangka adalah orang terlatih, jaringan yang terlatih yang mungkin ada jaringan tertentu."

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Tersangka Perampokan Emas 1,6 Miliar di Balaraja Mengaku Belajar dari Youtube
Warta Kota/Andika Panduwinata
Jajaran Polresta Tangerang mengungkap kasus perampokan emas yang pelakunya merupakan warga Malaysia. Ekspose kasus ini digelar di Mapolresta Tangerang, Kamis (11/7/2019) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi telah menangkap terduga pelaku perampokan toko emas senilai Rp 1,6 miliar di Balaraja, Tangerang.

MNRF, seorang warga negara Malaysia yang diduga merampok toko emas mengaku belajar dari media sosial YouTube.

Baca: Menyamar jadi PSK untuk Bongkar Kasus, Dua Polwan Ini Kaget saat Tahu Siapa Bosnya

Perampokan di toko emas di Balaraja, Tangerang
Perampokan di toko emas di Balaraja, Tangerang (Facebook)

Sebelumnya MNRF ditemani MNI menggasak Toko Emas Permata di Balaraja, Kabupaten Tangerang pada Sabtu (15/6/2019) pagi.

Warga Malaysia tersebut berhasil membawa kabur diduga enam kilogram emas senilai Rp1,6 miliar tapi berhasil ditangkap pada 2 Juli 2019 di tanah kelahiran mereka.

Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Sabilul Alif mengatakan si dalang MNRF belajar merampok toko emas melalui video di Youtube.

Sebab, kata Sabilul, keduanya beraksi sangat cepat dan lihai dalam menggasak emas dan kabur menggunakan mobil dalam waktu kurang dari semenit.

"Aksinya pada saat itu betul-betul atraktif, kita menduga tersangka adalah orang terlatih, jaringan yang terlatih yang mungkin ada jaringan tertentu. Tapi ternyata tersangka belajar dari YouTube," kata Sabilul di Mapolresta Tangerang, Kamis (11/7/2019).

BERITA REKOMENDASI

Mulai dari turun mobil, melompati toko emas, hingga membungkus emas, dan kabur semua dipelajari MNRF melalui YouTube.

Sedangkan MNI beraksi bermodalkan pengalamannya lantaran dia seorang residivis dengan kasus yang sama di Malaysia.

Lanjut Sabilul, saat beraksi di Tangerang, kedua tersangka mengandalkan google maps dan google street view untuk mengenali jalan dan medan di Balaraja, Kabupaten Tangerang.

"Salah satu pelaku ini handal dalam menggunakan teknologi informasi, makanya walau hanya bermodalkan perangkat lunak ia bisa menentukan target dan mempelajari lokasi," papar Sabilul.

Kenapa Indonesia? MNRF mengaku kepada petugas kalau karena memiliki hobi traveling dan pernah mengunjungi Indonesia pada tahun 2013 dan 2015 silam.


Sedangkan, MNI baru pertama kali menginjakan kaki di Indonesia untuk menemani MNRF beraksi.

"Pada saat itu MNRF memang pernah ke Indonesia untuk berlibur habis kerja dari Selandia Baru," sambung Sabilul.

Halaman
12
Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas