Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aurel, Paskibraka Tangsel yang Meninggal Tiba-tiba, Sering Dihukum Seniornya Tapi Takut Komplain

Selama mengikut pelatihan Paskibraka Tangerang Selatan, Aurellia Qurratuaini berlatih dengan semangat dan serius.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Aurel, Paskibraka Tangsel yang Meninggal Tiba-tiba, Sering Dihukum Seniornya Tapi Takut Komplain
paskibra (IG @benyamindavnie) via tribun timur
Aurellia Qurrota Ain 

"Dia cerita ke adiknya, katanya dipukuli oleh seniornya di Paskibra. Tubuhnya juga lebam-lebam," beber Romi.

Selain Romi, Indra menangkap kejanggalan di balik kematian keponakannya, Aurel.

Terungkap selama menjalani latihan Paskibra, Aurel melewatinya dengan sangat keras. Hal itu Aurel ceritakan kepada keluarga.

"Di Tangsel itu latihannya mengenal sebutan latihan cincin, yaitu push up di aspal dengan cara tangan mengepal. Sehingga jari-jari cincin tangan menghitam," ujar Indra.

Indra terperanjat dengan pengakuan Aurel. Baginya latihan tersebut tak lazim dengan kegiatan Paskibra selama ini.

"Saya juga Paskibraka. Keluarga kami Paskibra. Ayah dan ibu Aurel juga Paskibra, tapi latihannya tidak sekeras itu," papar Indra.

Diary Merah Putih Saksi Bisu

BERITA TERKAIT

Meninggalnya Aurel memiliki hubungan dengan buku Diay Merah Putih, tempat ia menuangkan segala pengalamannya di paskibra selama ini.

Diary Merah Putih menjadi saksi bisu sekaligus kenangan terakhir Aurel yang hancur dirobek oleh seniornya di Paskibra.

Di malam selesai mengikuti pesta ulang tahun sang nenek, Indra melihat Aurel sangat pucat dan tampak begitu lelah.

"Dia menulis di buku diary sampai jam satu dini hari. Dia menulis dari awal sampai akhir di buku diary yang barunya itu, karena yang lama punya dirobek oleh seniornya di Paskibra," ucap Indra.

Indra sempat membaca goresan tangan terakhir keponakannya di buku Diary Merah Putih.

Alasan Aurel menyebut judul buku Diary Merah Putih karena selama ini memang mencintai dunia Paskibra.

Keluarga besar Aurel hampir semuanya pernah terlibat dan menjadi anggota Paskibra. Begitu juga dengan ayah dan ibu Aurel.

"Dalam tulisannya itu ini latihan terakhir di Paskibra. Mungkin itu firasat dari keluarga kami yang mengartikan," papar Indra.

Pihak Sekolah Bereaksi

Pihak SMA Islam Al Azhar BSD Serpong mengevaluasi pengiriman wakil sekolah untuk mengikuti diklat Paskibra Tangsel tahun mendatang.

Evaluasi cukup beralasan menyusul meninggalnya anak didik mereka, Aurellia Qurratu Aini atau Aurel, saat mengikuti masa diklat Paskibra.

"Sebenarnya kita sih karena ini ranahnya sudah di ranah pemerintah ya, kita dari pihak sekolah tidak terlalu banyak mengikuti proses," ucap Yosef Hermawan, Humas Al Azhar BSD Serpong, Jumat (2/8/2019).

"Cuma mungkin, buat evaluasi kita saja dan menanyakan ke PPI kronologis kejadian yang sebelumnya selama diklat itu," imbuh Yosef.

Pihak SMA Islam Al Azhar BSD Serpong tengah mempertimbangkan mengurangi wakil untuk mengikuti seleksi Paskibra Tangsel.

"Kemungkinan ke situ arahnya, mengurangi perwakilan. Sebelum ada perbaikan dari PPI ya. Disporalah Pemerintahnya," ujarnya.

Pihak sekolah belum bergerak lebih jauh untuk mengetahui penyebab meninggalnya Aurel karena meninggal di rumah, bukan saat pelatihan.

"Sementara belum kita lihat unsur-unsur yang lain. Kejadiannya di rumah sih ya, jadi kondisi pelatihan apakah siang itu bagaimana, ada kekerasan atau tidak, kita belum ke ranah itu," ujarnya.

Meninggalnya pelajar SMA Al Azhar BSD Serpong baru pertama kalinya sejak puluhan tahun mengirim perwakilan untuk Paskibra Tangsel.

"Puluhan tahun kan kita ikut belum ada kejadian. Setiap tahun siswa kita pasti mengirim perwakilan," ungkap Yosep. (TribunJakarta.com/Warta Kota)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas