Fakta Terbaru Anggota Paskibraka Meninggal: Mengaku Dipukuli hingga Lebam, Dipaksa Makan Kulit Jeruk
Fakta terbaru meninggalnya anggota paskibraka asal Tangerang, Aurellia Qurrota Ain: pernah mengaku dipukuli hingga lebam, dipaksa makan kulit jeruk
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Sri Juliati
4. Mengaku Dipukuli Senior hingga Lebam
Kematian Aurel pun dirasa sangat janggal oleh keluarganya.
Hal itu diungkapkan oleh Romi yang merupakan paman dari Aurel.
Romi menceritakan detik-detik kepergian siswi yang duduk di kelas XI MIPA 3, SMA Islam Al Azhar BSD, Tangerang Selatan tersebut.
"Kemarin itu kami keluarga kumpul di rumah ini. Karena ada acara nenek kami yang sedang ulang tahun."
"Kami sekeluarga melihat ada yang berbeda dari Aurel," ujar Romi saat dijumpai WartaKotaLive.com di rumah duka, Kamis (1/8/2019) malam.
Aurel pun turut serta dalam pertemuan keluarga itu.
Menurut Romi, wajah Aurel itu terlihat pucat pasih.
"Mukanya itu pucat banget, seperti kelelahan. Padahal dia (Aurel) tidak memiliki riwayat penyakit," ucapnya.
Tubuhnya pun tampak lemas.
Aurel saat itu tak ceria.
"Dia tak mengeluhkan apa-apa, tapi kami lihat dia ini sangat keletihan karena ikut Paskibra," kata Romi.
Keesokan harinya yakni pada Kamis (1/8/2019) subuh, Aurel pun meninggal dunia secara mendadak.
Pihak keluarga panik dan penuh haru.
"Tiba-tiba saja dia langsung roboh tadi pagi. Jatuh di rumah. Dan setelah dibawa ke rumah sakit, dia dinyatakan meninggal dunia," ungkapnya.
Romi menyebut, Aurel sempat bercerita dengan adiknya yakni Atarisa.
Aurel dan Atarisa merupakan adik kakak usianya hanya terpaut dua tahun.
"Dia cerita ke adiknya, katanya dipukuli oleh seniornya di Paskibra. Tubuhnya juga lebam-lebam," beber Romi.
5. Dihukum Push Up Tangan Terkepal hingga Makan Kulit Jeruk
Farid mengatakan, latihan paskibra yang dijalani anaknya sudah berlebihan.
Hal itu dikatakan Farid karena dirinya Purna Paskibraka.
Perlakuan berlebihan itu diberikan oleh para seniornya, bukan para pelatih Paskibra.
"Jadi campur tangan senior di luar pelatih ini ini yang merupakan teror beban psikologis yang sangat luar biasa," ujar Farid saat ditemui Kompas.com.
Selama pelatihan, almarhumah kerap disuruh melakukan push up dengan tangan dikepal.
Akibatnya, tangan almarhumah mengalami lebam.
"Kemudian push up kepal yang di aspal di mana cewe suka ada cincinnya. Ini di luar kelaziman, sedangkan pendidikan militer sendiri tidak sampai sejauh itu," lanjut Farid.
Selain itu, putrinya kerap disuruh makan jeruk beserta kulit-kulitnya.
Hal ini yang membuat mental dan keadaan fisik Aurrelia semakin turun.
6. Keluarga Tidak Menuntut ke Jalur Hukum
Farid mengaku tidak akan membawa kasus meninggalnya sang anak ke jalur hukum.
Dia mengaku ikhlas putri kesayangannya itu menghadap Sang Pencipta.
Namun, dia berharap kasus yang menimpa putrinya ini menjadi pelajaran dan pembenahan pihak terkait yang terlibat dalam melatih para paskibraka Tangerang Selatan.
"Secara langkah hukum ini tidak akan kita lakukan prosedur tindakan. Akan tetapi tindakan untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh itu sudah kita sampaikan ke Ibu Wali Kota Tangsel, harus dilakukan evaluasi," ucap Farid.
Dia mengaku sudah memberikan masukan kepada Wali Kota Tangerang Selata, Airin Rachmi Diany terkait sistem pelatihan paskibraka.
Termasuk usul menyediakan tim medis untuk para anggota paskibraka.
"Alhamdulillah mulai tadi sudah ditindak lanjutin oleh Bu Wali Kota, Bu Airin. Saya sudah dapat laporan dari orangtua anggota paskibra yang lain, sudah standby petugas medis di lokasi," kata dia.
Kembali menekankan, dia berharap kejadian ini menjadi pelajaran agar pihak yang terlibat dalam melatih para paskibraka tidak menerapkan latihan yang esktrem sehingga berujung anggota yang meninggal dunia.
"Kami harapkan dengan adanya kejadian ini sebagai pengalaman sebagai hal yang wajib mereka (pihak pelatih Paskibraka) evaluasi bawah tindakan seperti ini akan berakibat sangat fatal. Baik dari peserta sendiri maupun bagi keluarga yang ditinggalkan," kata Farid.
7. Ucapan Bela Sungkawa Wakil Wali Kota Tangerang
Kabar duka meninggalnya Aurel ini sampai ke Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie.
Benyamin pun mendatangi rumah duka.
"Saya turut duka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya almarhumah."
"Almarhumah adalah kader pemudi yang tangguh dan diandalkan dalam calon pasukan pengibar bendera pusaka. Almarhum meninggal husnul khotimah," ucap dia.
Belum diketahui pasti penyebab dari meninggalnya Aurel.
Namun Benyamin memastikan jika Aurel sempat dilarikan ke Rumah Sakit.
"Sempat dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya tapi saya enggak dapat info hasil diagnosa dokter," ucap dia.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia/Kompas.com/Walda Marison/Warta Kota)