UPDATE Kasus Polisi Tembak Polisi, Kapolda Metro Jaya: Berkas Sudah Diserahkan ke Kejaksaan
Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mengatakan, berkas perkara tersebut diserahkan pada awal Agustus 2019
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Kedua, lanjut Sumardji, Bripka Rachmat Effendy ingin memberi rasa aman ke masyarakat, sekalIgus memberikam pelajaran dan pemahaman ke warga.
Bahwa, tawuran yang membahayakan keselamatan orang lain akan ditindak polisi.
"Jadi dia mengamankan pelaku karena membela kepentingan dan keamanan warga, serta memberikan pemahaman sebagai bentuk pembinaan," jelas Sumardji.
Dan yang terakhir, kata Sumardji, Bripka Rachmat Effendy ingin memberi pelajaran berarti ke pelaku dengan efek jera.
"Supaya pelaku tidak mengulangi perbuatannya. Itu juga bentuk pembinaan yang mau disampaikan Bripka Rachmat Effendy," terang Sumardji.
Namun sayangnya, kata Sumardji, Brigadir Rangga Tianto tidak memahami hal itu dan tersulut emosi.
Apalagi, Brigadir Rangga Tianto merasa dan menilai penolakan Bripka Rachmat Effendy untuk mengembalikan FZ ke keluarga, disampaikan dengan nada tinggi atau nada bicara keras.
Sehingga, akhirnya Brigadir Rangga Tianto memberondong Bripka Rachmat Effendy dengan tujuh tembakan hingga tewas di lokasi kejadian.
"Karenanya di balik peristiwa ini, sebenarnya ada tujuan dan maksud yang baik dari Bripka Rachmat Effendy," ucap Sumardji.
Firasat Istri
Sumardji menuturkan, ternyata ada firasat cukup kuat yang dirasakan istri korban, sebelum suaminya meninggal.
Sang istri sempat mengingatkan dan meminta Bripka Rachmat Effendy, agar malam itu tak keluar rumah seperti biasanya, sehabis pulang bekerja.
Sebagai Ketua Pokdarkamtibmas di wilayahnya, Bripka Rachmat Effendy memang cukup aktif menyempatkan waktu memantau situasi wilayahnya di malam hari.
Sumardji mengaku telah menemui istri dan keluarga Bripka Rachmat Effendy di rumahnya di Tapos, Depok, untuk menyampaikan belasungkawa, pada Jumat (26/7/2019) pagi.