Meski Lebih Mahal, PT Jakpro Ungkap Alasan Pemenang Tender Stadion BMW
Tim penyeleksi itu diantaranya PT Virama Karya, PT WTP, PT Jakarta Konsultindo. "Itu user kita tidak mau ikut campur.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Jakarta Propertindo (PT Jakpro) melalui panitia tender pada Rabu (21/8) lalu mengumumkan Kerjasama Operasional (KSO) Wika Gedung-Jaya Konstruksi-PT PP sebagai pemenang tender pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) dikenal dengan Stadion BMW, dengan nilai mencapai Rp 4,4 triliun.
Merujuk pada dokumen yang diterima Tribunnews.com, dalam berkas Pengumuman Hasil Evaluasi Teknis Sampul I Nomor 002/KU5000/102/VIII/2019 tanggal 2 Agustus 2019, juga dari hasil pembukaan dokumen penawaran harga berdasarkan Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran Harga (Sampul II) Nomor: BA.PK-04/VKCM_JIS/VIII/2019 tanggal 5 Agustus 2019, penawaran KSO WG-JAKON-PP sebesar Rp4,08 triliun.
Sedangkan pesaingnya yaitu KSO Adhi Karya-Hutama Karya-Nindya Karya-Indah Karya menawarkan harga Rp3,78 triliun. Meski lebih murah Rp300 miliar, KSO yang dipimpin PT Adhi Karya ini gagal lolos sebagai pemenang tender.
Menanggapi hal ini, Direktur Konstruksi JIS PT Jakpro Iwan Takwin menjelaskan pihaknya memang menaruh kualitas dan teknik sebagai hal paling utama untuk dinilai.
Baca: Pembukaan Pembangunan Stadion BMW Jakarta Disoroti Media Asing
Sementara harga penawaran dari masing-masing KSO jadi bagian terakhir yang ditentukan. "Jelas di sini Jakpro mau kualitas yang utama, jadi penilaian pertama adalah teknik, dan kualitas, dan dokumen semua kita periksa. Itu yang utama, sebelum harga," kata Iwan kepada Tribunnews.com, Jumat (6/9/2019).
Ia mengatakan Jakpro selaku BUMD yang ditunjuk membangun proyek stadion baru di kawasan Jakarta Utara ini, merancang pembangunan JIS dengan basis konsep Design & Build.
Baca: Stadion BMW Mulai Dibangun, Anies Ungkap Harapannya: Ini Adalah Mimpi Bagi Jutaan Warga Ibu Kota
Dimana, penilaian kriteria teknis, metode konstruksi, kualitas material hingga inovasi strategi yang diterapkan kedua KSO jadi penilaian utama.
Sebab JIS diproyeksikan sebagai stadion bertaraf FIFA, yang diperuntukan bukan cuma untuk gelaran sepak bola domestik saja, tapi juga pertandingan internasional.
Baca: Timnas Indonesia Ditekuk Malaysia, Manahati Lestusen: Liga Kita Berbeda dari Liga Malaysia
Konsep desain yang diinginkan Jakpro juga diharapkan bisa menyokong kegiatan-kegiaran budaya, musik maupun festival lainnya
Setelah semua kriteria konsep mendapat penilaian, baru kemudian muncul nilai persentasenya. KSO yang punya keselarasan dengan konsep Jakpro, akan mendapat nilai lebih tinggi.
Baca: Viral Thread Twitter Kesha Ratuliu Dikick dari Kelompok Tugas Kuliah, Teman Ungkap Kelakuannya
"Nah di situ muncul angkanya, di situ sudah keliatan siapa yang ada perbedaan nilai persentase antara dua KSO itu. Baru setelah itu kita menuju ke penilaian angka, harga," jelasnya.
Berdasarkan Pengumuman Hasil Evaluasi Sampul I Nomor 002/KU5000/102/VIII/2019 tertanggal 2 Agustus 2019, KSO Wika Gedung mendapat skor 94,48. Sedangkan KSO Adhi Karya lebih rendah sedikit, dengan skor 85,95.
"KSO kedua (red: yang kalah) kemungkinan angka teknisnya dia jauh. Ada beberapa item yang dia tidak penuhi pasti," ungkap Iwan.
Merujuk data, KSO Adhi Karya pada kelengkapan dokumen penawaran ternyata gagal memenuhi satu persyaratan yakni Lampiran A Konfirmasi Material. Sedangkan KSO Wika Gedung komplit.
Baca: Pengamat: Tugas Dewan Pengawas Itu Cukup Soal Pelanggaran Etika dan SOP di Internal KPK
Iwan menuturkan bahwa porsi penilaian untuk teknis kualitas sebesar 70 persen. Sedangkan nilai harga, cuma 30 persen. Kata dia, Jakpro sama sekali tidak ikut campur terkait penentuan pemenang tender pembangunan JIS. Seluruhnya pelelangan tender diserahka kepada tim tender yang bersifat independen.
Tim penyeleksi itu diantaranya PT Virama Karya, PT WTP, PT Jakarta Konsultindo. "Itu user kita tidak mau ikut campur. Itu semua independen tim tender," pungkasnya.