Kronologi Penggerebekan Terduga Teroris di Cilincing dan Cerita Iron-Man
Densus 88 menemukan cairan H2O2, asam sulfat, serbuk putih, dan sejumlah barang lain.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat warga sibuk dengan aktivitas di awal pekan, kondisi berbeda terjadi di Cilincing, Jakarta Utara.
Sekitar pukul 05.00 WIB, Tim Detasemen Khusus Antiteror Mabes Polri atau yang dikenal dengan Densus 88 mendatangi sebuah rumah di Jalan Belibis V, Semper Barat, Cilincing.
AG (69), sang tuan rumah, tak menyangka rumahnya didatangi tim anti teror. Apa lagi ketika mendengar nama anaknya yang ke-9, MA (20), disebut sebagai terduga teroris dan diamankan polisi.
Didampingi Sekretaris RT 013/RW 004, Evie, Tim Densus 88 menggeledah rumah AG. Di lantai pertama mereka tidak menemukan apa-apa. Mereka lalu melangkah ke lantai dua di mana kamar MA berada.
Di sanalah MA menyembunyikan berbagai bahan pembuat bom. Densus 88 menemukan cairan H2O2, asam sulfat, serbuk putih, dan sejumlah barang lain.
Perhatian Evie tertuju ke sebuah botol air minum yang berada di dalam lemari milik MA. Hatinya bertanya-tanya, kenapa botol berisi semacam cairan itu menjadi sasaran polisi.
Salah seorang anggota Densus 88 mengatakan, itu adalah jenis bom berdaya ledak tinggi
"( Bom) ada di dalam gelas tupperware gitu, 'Ini bu kalau kesenggol langsung meledak tiga rumah'," kata Evie sambil menirukan ucapan anggota Densus 88 usai penggeledahan di kawasannya, Senin (23/9/2019).
Evie terperanjat. Tak pernah menyangka ia bakal melihat langsung alat yang bisa membunuh puluhan bahkan ratusan orang dengan satu ledakan.
Satu hal terlintas di pikirannya. Rumah itu ditinggali banyak orang, termasuk anak-anak kecil.
"Di rumah dia (terduga teroris) tinggal sama keponakan-keponakannya. Kalau keponakannya masuk-masuk terus nyenggol (lemari) ini gimana," ujar Evie.
Belum lepas pikirannya dari bom tersebut, Tim Densus 88 menunjukkan dua lembar kertas kepada Evie. Satu kertas bertuliskan kalimat tauhid berbentuk seperti bendera ISIS.
Sementara, kertas lainnya merupakan surat yang dialamatkan "Kepada orang-orang kafir dan murtad".
Evi mengaku sulit membaca tulisan tersebut sehingga ia tidak bisa mengingat apa yang ada di dalamnya. Ia hanya ingat. surat ditulis dengan huruf Arab.