Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cara Jair Pertahankan Jajanan Khas Betawi, Kerak Telur

Dan Jair (57) lelaki asli Betawi ini yang setia mempertahankan jajanan kerak telor. Keseharinnya, Jair bisa ditemui di Situ

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Cara Jair Pertahankan Jajanan Khas Betawi, Kerak Telur
TRIBUNNEWS.COM
Jair penjual jajanan kerak telur 

Laporan Wartawan Magang Meliana
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-Kerak telur salah satu kuliner khas Jakarta. Hanya segelintir orang yang mempertahankan makanan khas ini agar tak punah seiring berkembangnya zaman. Dan hanya di beberapa tempat khusus saja jajanan khas betawi ini bisa ditemukan.

Dan Jair (57) lelaki asli Betawi ini yang setia mempertahankan jajanan kerak telor. Keseharinnya, Jair bisa ditemui di Situ Babakan Jagakarsa Jakarta Selatan. Kawasan ini adalah salah satu kawasan Betawi yang dijaga kelestariannya oleh Pemda DKI Jakarta.

Baca: 5 Fakta Mengenang Putra Wiranto, Zainal Nur Rizki, Meninggal di Afrika, Jenazahnya Tak Dibawa Pulang

Hampir tiap hari Jair menyalakan tungku untuk memanaskan wajan berisi telur ayam bercampur ketan dan parutan kelapa tak henti-hentinya mengipas. Sebelum Zuhur ia berangkat menuju tempatnya berjualan.Naik angkot dari rumahnya di kawasan Warung Buncit menuju Setu Babakan.

Ia hanya membawa sebuah tas yang berisi bahan-bahan untuk membuatnya saja sedangkan untuk tempat jualannya sudah tersedia di sana. Jair mengaku memilih berjualan menyendiri di halaman belakang museum.

"Kalau dagangan saya laris, ada pedagang lain yang monyong sendiri. Bahkan pembeli dari seberang sana juga belinya di saya," tuturnya.

Ia mematok harga seporsi kerak telur jika memakai telur bebek Rp. 20 ribu sedangkan telur ayam Rp. 15 ribu. Jair menjelaskan jika ia melakoni usahanya sejak muda dan merupakan turun menurun di kampungnya, Warung Buncit, Jakarta Selatan.

"Dulu saya sempat jadi satpam sebelum mulai berjualan kerak telur keliling dan mangkal di sini," cerita Jair.
Dalam sebulan ia memperoleh keuntungan jika sedang ramai pengunjung sekitar Rp. 5 juta namun apabila sedang sepi pengunjung mendapat sekitar Rp. 2-3 juta. Resep dan cara pembuatan yang berbeda dengan yang lain ialah daya tarik tersendiri untuk memuaskan konsumennya.

Berita Rekomendasi

"Saya memakai bumbu racikan sendiri sedangkan yang lain memakai bumbu yang sudah jadi," aku Jair.

Baca: Suaminya Tindak Tegas Prajurit, Istri Andika Perkasa Bukan Orang Sembarangan, Nama Panggilannya Unik

Jair kemudian mengungkap, sedikit cara membuat kerak telor. Sebaiknya beras ketan yang digunakan sebagi bahan utama membuat kerak telur. Direndam seharian dan tidak menggunakan beras biasa karena akan mengurangi cita rasanya.

"Ketika harga beras ketan sedang naik, saya tetap menggunakannya karena itu ciri khas olahan saya. Sehari saya biasa menghabiskan 2 kg beras ketan untuk jualan," katanya.

Kemudian, dalam membuat serundeng, gunakan kelapa yang tua. Apabila menggunakan kelapa yang masih muda mudah hangus ketika disangrai. "Saya biasa bikin Serundeng sendiri. Dari 5 buah kelapa bisa dapet 1 toples besar. Jika ramai pengunjung bisa untuk sehari saja tapi jika jarang pengunjung bisa 2 sampai 3 hari pakai," lanjutnya.

Baca: 7 Kontroversi Sulli Eks f(x) yang Selalu Memancing Bully-an Netizen, dari Gaya Foto hingga Outfit

Adapun bahan-bahan pelengkap lainnya ada bawang goreng, bumbu masak, garam, cabai bubuk serta ebi bubuk yang merupakan kunci penyedap kerak telur yang sudah turun menurun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas